Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Menguat, Pasar Tidak Mau Ambil Resiko?

Kompas.com - 16/06/2009, 13:21 WIB

KOMPAS.com - Apa yang membuat dollar AS menguat kembali terhadap mata uang Eropa? Tidak lain adalah profit taking (ambil untung). Pelaku pasar tidak mau mengambil resiko lebih besar dengan menahan posisi jangka panjang karena reli yang terjadi pada currency, saham atau komoditi dan pasar perlu bukti lebih lanjut untuk melanjutkan reli tersebut dan sebelum mereka melihat bukti-bukti itu, mereka melakukan aksi ambil untung.

Pertemuan Group 8 juga menjadi faktor aksi ambil untung karena dikhawatirkan ada pernyataan -pernyataan dari para menteri keuangan yang tergabung dalam group ini yang bisa membuat pasar bergejolak. Namun pertemuan ini rupanya tidak menyinggung sedikitpun soal perkembangan nilai tukar ataupun membahas kondisi ekonomi. Sehingga tidak memberikan dampak yang signifikan pada pasar.

Dengan adanya aksi ambil untung ini, saham, currency yield tinggi dan komoditi turun drastis, minat pada resiko mulai berkurang, pasar kembali beralih ke dollar AS. Berita terkini menunjukkan bahwa minat terhadap resiko akan semakin tertekan dengan lemahnya data AS yang membuat harga saham merosot.

Eropa juga merilis data buruk, tingkat produksi turun ke tingkat rendah mencapai rekor yang memperlihatkan bahwa sektor industri tidak berjalan dengan baik dan pernyataan dari menteri perdagangan dan industri bahwa masalah kredit semakin memburuk. Euro semakin tertekan terhadap dollar AS.

Apakah minat pada resiko akan terus turun dan pelaku pasar kembali memburu dollar AS? Ini semua bergantung pada perkembangan pemulihan ekonomi. Seperti yang sudah kami sebutkan di atas bahwa pasar membutuhkan bukti lebih jauh arah pemulihan ekonomi. Dan sampai saat ini yang mereka dapati sebaliknya sehingga mulai ragu dengan pemulihan.

Namun dengan mengamati apa yang terjadi sebelumnya, harapan pemulihan yang sudah bentuk cukup lama tidak akan berubah dengan cepat. Meskipun harapan ini pada dasarnya tidak terlalu kokoh karena di sana-sini masih ada saja muncul berita negatif soal ekonomi namun untuk gambaran besarnya indikasi kearah pemulihan jelas terlihat melalui indikator-indikator utama ekonomi khususnya di negara AS sebagai basis pemulihan ekonomi.

Melihat faktor ini, dollar AS sendiri tidak akan menguat cukup jauh karena arah positif pemulihan ekonomi akan mendorong pasar kembali bertransaksi di aset beresiko di pasar saham, currency dan komoditi.

 (JG/Head Research and Analyst PT. Monex Investindo Futures)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com