Medan, Rabu -
Meski masih anjlok atau lebih rendah 39,18 persen dibandingkan Mei 2008, nilai devisa Sumut dari ekspor itu pada Mei tahun ini sudah tumbuh 20,77 persen dibandingkan posisi April yang masih 480,19 juta dollar AS.
”Membaiknya terus nilai ekspor itu menggembirakan walau secara total devisa pada Januari- Mei tahun ini yang sebesar 2,37 miliar dollar AS masih turun 40,14 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sudah 3,96 miliar dollar AS,” kata Sidabalok.
Peningkatan terbesar ekspor pada Mei 2009 terjadi pada enam golongan barang utama, yakni aluminium, lemak dan minyak nabati/hewan, karet dan barang dari karet, sabun dan pembersih, kayu dan barang dari kayu, serta tembakau.
Nilai devisa aluminium, misalnya, tumbuh sebesar 107,81 persen disusul lemak dan minyak nabati/hewan 29 persen, serta karet dan barang dari karet naik 21,40 persen.
”Diperkirakan, nilai ekspor masih membaik pada Juni dan kalau itu terbukti, penurunan devisa tahun ini dari tahun lalu bisa ditekan,” katanya.
Tahun lalu, nilai devisa Sumut mencapai 9,261 miliar dollar AS atau meningkat dari tahun 2007 yang sebesar 7,082 miliar dollar AS.
Pengusaha Sumut, Laksamana Adiyaksa, mengatakan, harga berbagai barang ekspor memang menaik sejak anjlok mulai krisis global melanda Oktober 2008.
”Tetapi, pengusaha masih meragukan kelangsungan membaiknya harga jual itu, mengingat krisis global masih terus berlangsung yang membuat permintaan masih belum stabil,” katanya.
Pengusaha juga masih hati-hati melakukan kontrak dagang atau transaksi bisnis untuk menekan kerugian akibat fluktuasi harga.