Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Arah Dollar AS

Kompas.com - 16/07/2009, 07:47 WIB

KOMPAS.com - Mengingat resesi AS dianggap terjadi sejak Desember 2007, berarti negara ini telah berjuang menghadapi resesi lebih dari 1,5 tahun. Selama periode panjang tersebut, pelaku pasar lebih memilih mengoleksi dollar AS dibandingkan mata uang lain, bertransaksi di pasar saham dan komoditi tidak lagi menarik akibat situasi ekonomi dikhawatirkan semakin memburuk.

Namun, seiring dengan paket stimulus yang dikucurkan oleh pemerintah AS, yang jumlahnya mencapai 787 miliar dollar AS dan dalam dua tahun ke depan bahkan diperkirakan  mencapai 1 triliun dollar AS, ekonomi global perlahan pulih. Harapan pemulihan ini mendorong selera pada aset-aset yang mengandung resiko seperti saham, mata uang yield tinggi dan komoditi meningkat.

Selama kuartal satu dan dua, pasar masih cenderung melihat ekonomi akan pulih. Dasarnya cukup beralasan, indikator ekonomi yang sudah dirilis terutama sektor-sektor yang berpengaruh besar terhadap ekonomi berangsur-angsur positif. Dalam istilah ekonomi disebut “green shoot”.  Namun, memasuki kuartal ketiga,  muncul kekhawatiran  besar terhadap pemulihan ekonomi terkait masalah pengangguran di AS yang masih cukup tinggi dan diperkirakan bisa mencapai 10 persen. Stimulus dari pemerintah AS dianggap belum efektif menangani masalah ini.

Dengan situasi yang sedikit kurang pasti ini, bagaimana prospek dollar AS? Perlu diketahui bahwa perilaku pasar pada masa resesi sungguh berbeda dari sebelumnya. Pada masa resesi, ketika situasi tidak pasti atau di khawatirkan memburuk, pelaku pasar memarkir dana di mata uang relatif aman seperti dollar AS dan yen Jepang. Sebaliknya, jika situasi membaik, tanda arah pemulihan makin jelas, mereka memburu aset yang mengandung resiko.

Berdasarkan pengamatan kami, terutama dari sisi fundamental ekonomi yang masih beragam, dollar AS masih akan diminati, masih akan bertaji, punya ruang untuk menguat terutama terhadap mata uang Eropa. Memang harapan pemulihan mengarahkan pelaku pasar untuk melepas dollar AS namun butuh waktu untuk memastikan ekonomi berjalan seperti harapan.

Pelaku pasar cenderung berhati-hati menentukan arah pasar dan sangat sensitif terhadap perkembangan berita ekonomi, sehingga pada umumnya pelaku pasar melakukan transaksi jangka pendek untuk menghindari resiko yang lebih besar. Data ekonomi menjadi acuan pasar untuk menentukan arah dollar AS.

Berdasarkan penilaian teknikal, mata uang yield tinggi seperti euro misalnya, masih sulit menguat lebih jauh. Perlu melewati level resistance di area 1,43 dollar AS untuk konfirmasi mata uang ini akan melanjutkan penguatan. Suatu indikasi dollar AS berpeluang menguat.

Karena arah pasar sangat bergantung pada data ekonomi dan agar pelaku pasar tidak kehilangan arah maka langkah-langkah berikut sangat perlu dilakukan :
1. Setiap hari pantau kalender ekonomi, baik data ekonomi Asia, Eropa dan Amerika Serikat
2. Pilih data ekonomi yang memiliki efek besar pada pasar karena data ini bisa menjadi acuan pasar pada proses pemulihan ekonomi. Data-data yang memiliki efek besar, seperti data inflasi, data GDP, data perumahan dan lain-lain.
3. Cermati komentar-komentar dari pihak otoritas, baik dari bank sentral maupun pemerintah sehubungan dengan prospek ekonomi .
4. Data tingkat pengangguran paling besar diberi perhatian terutama di AS (non farm payrolls). Data ini bisa dengan cepat membalikkan sentimen pasar.
5. Perhatikan laporan-laporan keuangan yang dirilis perusahaan besar. Laporan keuangan menjadi indikasi sehat tidaknya kondisi ekonomi dan performa perusahaan. Performa perusahaan akan mempengaruhi performa saham dan selanjutnya performa saham akan mempengaruhi performa dollar AS.
6. Jangan lupa untuk melihat harga dari sisi teknikal, pola teknikal tertentu bisa mempengaruhi pandangan pasar terhadap nilai aset tertentu. (JG/Head of Research and Analyst  PT Monex Investindo Futures)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com