Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aduh, Mahasiswi Ramai-ramai Jadi Istri Simpanan

Kompas.com - 28/07/2009, 09:18 WIB

Sejak awal berhubungan, mereka sudah berkomitmen tidak ada ikatan yang abadi dalam hubungan ini. Si wanita rela meski lelakinya sudah beristri dengan syarat setelah masa kuliahnya lulus, hubungan terputus dengan sendirinya. Atau jika memang sudah tidak ada kecocokan, mereka bisa cerai sewaktu-waktu.

“Dia kan ingin meniti karier untuk masa depannya. Jadi, saya juga bersedia menjalankan perjanjian itu. Yang penting, istri dan keluarga saya tidak tahu tentang semua ini,” ungkap lelaki asli kelahiran Tuban ini.

Sejak saat itu, mereka berdua sudah menjalani hari-hari sebagaimana yang disepakati. Setelah melaksanakan akad nikah secara agama yang disaksikan salah satu oknum dari Depag Bojonegoro di dalam sebuah hotel, keduanya menjalani hidup sebagai suami istri terselubung.

Dalam menjalani hubungan pun mereka sepakat tidak mengganggu jam kuliah atau jam kerja si lelaki. Selain berhubungan rutin di hotel, saat masa liburan juga biasanya diselingi dengan rekreasi ke luar kota.

Banyak istri

Seorang lelaki lainnya, sebut saja Fadli, berusia sekitar 40 tahun, mengaku saat ini memiliki dua istri simpanan yang masih kuliah di Bojonegoro. Anehnya, keduanya tidak saling mengenal. “Saat ini saya punya dua istri (mahasiswi simpanan). Dua-duanya masih kuliah di perguruan tinggi swasta,” ujar Fadli sembari menenggak secangkir kopi.

Dua mahasiswi itu, akunya, yang satu dinikahinya secara siri sekitar satu tahun lalu dan satunya lagi baru beberapa bulan belakangan. Namun, keduanya tidak tahu satu dengan lainnya. “Mereka tahu kalau saya sudah punya istri dan anak. Namun, memang seperti itu, para mahasiswi itu mau saja yang penting dinikahi secara siri dan diberi biaya hibup setiap bulan,” ujarnya.

Dikisahkannya, saat itu ia menikahi sang mahasiswi di sebuah hotel dengan mengundang seorang oknum petugas dari Depag. Dalam pernikahan tanpa selembar pun surat sebagai legalitas tersebut, ia memberikan mahar Rp 300.000 sesuai permintaan sang istri. Adapun petugas tadi juga diberi sejumlah uang sesuai kesepakatan.

“Setiap bulan saya memberi jatah uang Rp 750.000 untuk biaya kos dan kebutuhan sehari-hari kepada istri saya. Selain itu, saat dia butuh bayar uang kuliah saya harus menyiapkannya,” ungkapnya.

Fadli mengaku sudah lima tahun lebih memiliki istri simpanan mahasiswi di Bojonegoro dan kalau dihitung, jumlahnya sudah mencapai 15 orang. “Dua istri simpanan saya saat ini adalah yang ke-14 dan ke-15. Itu terlepas dengan istri saya yang sah di rumah. Namun, jumlah itu tidak secara bersamaan. Ada yang putus karena memang sudah lulus kuliah dan ada yang minta cerai karena memang sudah merasa tidak cocok lagi,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com