Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Tenaga Kerja Vs Pasar Keuangan

Kompas.com - 07/08/2009, 10:38 WIB

Berdasarkan laporan pemangkasan tenaga kerja dari bulan ke bulan dalam laporan Non Farm Payrolls (NFP) kita bisa melihat bahwa data ini bukanlah alat ukur yang cukup akurat untuk menentukan tertarik tidaknya investor pada resiko. Dalam keterangan di atas terlihat bagaimana saham tidak tentu arah meskipun data bagus atau buruk.

Hal lain yang juga menarik untuk diperhatikan adalah unemployment rate (tingkat pengangguran) khususnya yang terjadi di bulan Juli ketika saham naik meskipun data NFP lebih buruk dari estimasi, tapi tingkat pengangguran masih berada di bawah perkiraan.

Tingkat pengangguran AS diperkirakan masih akan berada di kisaran 10,5 persen hingga akhir tahun 2009, dan akan mencapai puncaknya hingga 11 persen di akhir 2010, bahkan belum tentu bisa kembali di bawah 8 persen hingga tahun 2013. Hal ini tentunya akan memberikan tekanan lebih lanjut pada tingkat konsumsi penduduk AS dalam beberapa bulan mendatang, bahkan bisa memperburuk kondisi perbankan AS, seiring dengan makin banyak penduduk yang kehilangan pekerjaannya, sehingga semakin kesulitan membayar kredit ke bank terutama kredit perumahan.

Jika data yang akan dirilis malam ini kembali mengindikasikan tren pengangguran naik maka terlalu dini untuk mengatakan resesi akan segera berakhir.

Situasi ini pastinya juga akan berdampak pada mata uang rupiah yang lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal. Rupiah bakal melemah karena faktor ini. Namun sejauh ini, rupiah masih aman karena kondisi internal seperti prospek pertumbuhan ekonomi, kebijakan pemerintah, suku bunga BI masih positif untuk pasar.

Pelemahan rupiah jangka pendek diperkirakan terbatas di kisaran 10020 sampai 10265. Dimana pelemahan hingga ke area tersebut mungkin dapat dilihat oleh investor sebagai kesempatan emas untuk melakukan aksi beli jika mereka masih yakin pemulihan ekonomi global hanya tertunda sesaat.  (CK / Senior Research Analyst PT Monex)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com