Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ladang Emas dari Abon Tuna

Kompas.com - 22/08/2009, 07:58 WIB

Mohamad Final Daeng

KOMPAS.com - Bermula dari kegemaran makan ikan dalam keluarganya, Nurul Indah Khasanah (36) mencetuskan ide kreatif membuka usaha di bidang makanan ringan abon. Abon yang dibuat pun bukan berbahan daging sapi seperti yang selama ini lazim dikenal, melainkan dari olahan ikan tuna.

Usaha bermodal awal Rp 20 juta ini dilakoni Indah sejak tahun 2007. Meski masih seumur jagung, namun perkembangan usaha yang diberi nama dagang, Abon Tuna Khansa Food ini telah menggurita. Dalam satu bulan, Indah kini memasarkan sekitar 600 kilogram abon tuna bernilai lebih kurang Rp 72 juta.

”Tadinya saya tidak menyangka (usaha) akan jadi sebesar ini,” ujar Indah saat ditemui di rumah sekaligus tempat usahanya di Kayen, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (14/8).

Keluarga dari suami Indah yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan, yang ”menjerumuskannya” dalam bisnis ini. Dari mereka, Indah mempelajari pengolahan berbagai makanan berbahan ikan, termasuk makanan tradisional Palembang, ”sambel lingkung” atau di Jawa dikenal dengan abon.

Dari situ, insting bisnis Indah berjalan. Ia berpikir untuk menjual sambel lingkung yang menjadi menu favorit keluarganya itu dalam bentuk kemasan. ”Awalnya saya tawarkan ke saudara, tetangga, dan teman. Semuanya bilang enak,” katanya.

Indah pun memutuskan menekuni serius bisnis abon tuna ini dan mulai memasarkannya setelah mendesain kemasan dan mengurus segala perizinan usaha ke pemerintah daerah Sleman, DI Yogyakarta. Namun, kesuksesan tidak diperolehnya dengan mudah.

Awalnya, Indah harus bergelut dengan penolakan pasar tradisional karena harga jual produknya yang dinilai tinggi untuk pasaran DI Yogyakarta, yakni Rp 12.000-Rp 20.000 per 100 gram. ”Selain itu, produk makanan berbahan dasar ikan juga kurang familiar bagi masyarakat Yogyakarta,” katanya.

Indah yang sempat putus asa lalu mencoba mengalihkan pasarannya ke supermarket-supermarket yang dinilainya punya konsumen kelas menengah ke atas dan telah cukup familiar dengan produk makanan berbahan ikan. ”Setelah enam bulan berjuang, akhirnya produk saya bisa diterima pasar,” kata ibu dua anak ini.

Saat ini, produk Abon Tuna Khansa dipasarkan di 35 supermarket di DIY. Indah juga memakai strategi pemasaran secara online via situs internet yang dibuatnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com