Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazil dan Menyulam Pita Indah di Jilbab

Kompas.com - 25/08/2009, 08:21 WIB

KOMPAS.com - Melihat sulaman pita di tas cangklong pemberian seorang teman, Nazil penasaran. Maka, mulailah dia mengambil pita dan benang, meniru sulaman itu. Beberapa kali mencoba, akhirnya sulamannya jadi, dan malah merasa hasil sulamannya lebih halus.

Rasa percaya diri mulai menghinggapinya. Tak hanya pada tas, Nazil lantas menyulam pita di jilbab, mukena, dan baju wanita. Ternyata bisa juga. Barangkali, bekal bisa menjahit membuat belajar sulam-menyulam pita otodidaknya cepat berhasil.

"Saya lalu coba-coba menawarkan jasa ke teman-teman, dan tetangga. Awalnya jasa sulaman pita hanya untuk jilbab dan mukena, sebab itu yang saban hari dipakai. Dengan sulaman pita, jilbab jadi terlihat lebih indah dan anggun," ujar Nazil, Senin (24/8), ketika ditemui di rumahnya, di Plosokuning IV Minomartani, Sleman.

Pesanan pun berdatangan. Bahkan beberapa butik meminta jasa sulamannya. Sarjana pendidikan lulusan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta ini lalu merekrut dua karyawan. Saking sibuknya, pekerjaan lama dia, yakni sebagai instruktur kursus menyulam, mesti ditinggalkan.

Lambat laun, wanita bernama lengkap Nazitul Mubarokah ini merasa perlu memberi nama usahanya. Dipilihlah Syifa Collection , dan resmi dipakai setahun lalu. Nama Syifa diambil dari nama sang anak, yakni Syifa, yang masih balita, sumber inspirasinya.

"Sekarang, langganan tetap saya yakni tiga butik. Untuk pelanggan perorangan, ada beberapa. Mereka, sebagian juga menjual lagi sulaman saya, ke butik atau orang lain. Saya jadi lebih pede, karena jika butik pun merespons hasil sulaman pita saya, berarti kualitas sulaman saya masuk kriteria mereka," ujarnya.

Untuk skala industri rumah tangga, produksinya terbilang lumayan. Sepekan, dari tiga butik tersebut, ia mendapat order sulaman pada 75-150 jilbab. Sedangkan untuk pelanggan perorangan, dalam sepekan bisa datang 10 pesanan jasa sulaman pita. Saat ini, ia baru mengkhususkan pada motif gambar bunga.

Sementara, untuk jasa sulaman pita pada baju, mukena, dan tas cangklong, ordernya belum banyak. Namun sepekan sekali, pasti ada. Ia menetapkan harga bervariasi, Rp 10.000-Rp 40.000 per sulaman, tergantung jenis dan kualitas pita yang dipakai. Untuk motif bunga sederhana, satu sulaman jilbab bisa selesai dalam satu jam.

"Awalnya saya menggambar motif bunga, baru menyulam pada kain jilbab. Ini handmade banget, sehingga pada dua jilbab, walau sketsanya sama, dan sepintas hasilnya nampak sama, namun sulaman antarjilbab sebenarnya tidak bisa sama persis. Pasti beda, tapi itulah uniknya. Menyulam itu gampang-gampang susah, tapi menyenangkan," papar perempuan kelahiran Brebes, 9 Agustus 1979 ini.

Mengapa hasil sulamannya bisa halus? ujung sulaman (dibawah permukaan kain), dikuncinya dengan cara dibakar pakai nyala korek api. Tapi mesti hati-hati...      (Lukas Adi Prasetya) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com