Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Diterapkan Retribusi, Fasilitas Mestinya Dibangun

Kompas.com - 29/09/2009, 20:27 WIB

BANTUL, KOMPAS.com- Penetapan retribusi masuk Pantai Kowaru, Bantul, yang dijadwalkan mulai 1 Desember 2009 mesti cepat diimbangi dengan penataan dan konsep yang jelas. Fasilitas-fasilitas harus segera dibangun sehingga ada kompensasi atas biaya retribusi tersebut.

Hal itu disampaikan anggota DPRD Bantul dari Fraksi PDI-Perjuangan Uminto Giring, Selasa (29/9). Giring melihat Pemkab Bantul belum mempunyai konsep yang jelas terkait pengembangan Pantai Kowaru. Karenanya Giring mendesak Pemkab mengkaji rencana pengembangan Kowaru, pantai yang terletak 2 km arah timur Pantai Pandansimo itu.

"Mumpung masih ada sejumput waktu, sebaiknya secara bertahap pemkab membangun fasilitas-fasilitas yang penting misalnya jalan aspal, toilet umum, dan menggarap aspek kebersihan. Melihat retribusi jangan semata berdasarkan angka rupiah, namun mesti ada kompensasi atas retribusi. Itu harus sebanding," katanya.

Setelah ditunda hampir setahun dari jadwal semula Januari 2009, Bantul akhirnya menetapkan retribusi di Pantai Kuwaru, Kecamatan Srandakan, Rp 2.000 per orang. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul Suyoto, penetapan retribusi di Pantai Kowaru mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Retribusi Obyek dan Daya Tarik Wisata.

Tentang penataan kawasan pantai, Suyoto mengatakan itu berpatokan pada rencana detail pengembangan kawasan sesuai peraturan bupati (Perbup). Adapun penundaan penetapan retribusi masuk di Kowaru, adalah atas permintaan warga Kowaru. "Yang jelas kami ada rencana, dan terus menyempurnakan pengembangan kawasan," katanya.

Ngadiman, nelayan, petugas SAR, dan pemilik warung makan di Pantai Kowaru mengatakan, retribusi Rp 2.000 dirasa terlampau mahal. Setidaknya retribusi hanya Rp 500 atau Rp 1.000 saja. Pantai Kowaru, jangan disamakan dengan Pantai Parangtritis yang retribusinya Rp 3.000. Kowaru adalah pantai yang belum terdengar gaungnya.

"Kami tidak menolak jika Pantai Kowaru ada retribusinya. Namun, kenyataan, memang belum ada fasilitas yang dibangun Pemkab di sini. Jalan menuju pantai, misalnya, hanya aspal biasa dan sempit," kata Ngadiman. Di Kowaru, saat ini terdapat 80 nelayan dan lima warung makan.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com