Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Tarif Tol Sandaran JSMR

Kompas.com - 01/10/2009, 14:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir September 2009, pemerintah menaikkan tarif tol. Ini menjadi berkah bagi operator jalan tol, terutama PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Maklum, sebagian besar kenaikan tarif itu berlaku di ruas tol milik emiten berkode saham JSMR ini.

Toh, perusahaan pelat merah ini tak ingin hanya mengandalkan kenaikan tarif. Operator jalan tol terbesar di Indonesia ini terus memburu tender pengelolaan tol baru. Bahkan, JSMR juga membidik jalan tol mangkrak.

Kini, Jasa Marga sedang mengincar tiga ruas tol yang terkatung-katung. Salah satu ruas tol incaran JSMR berada di Jakarta Outer Ring Road (JORR) II. Tapi, mereka hanya mengincar ruas yang akan dipadati mobil.

Kini, JSMR tengah bernegosiasi dengan pemilik lama konsesi ruas tol itu. "Pada pembicaraan awal, investor salah satu ruas JORR II sudah setuju kami menjadi pemegang saham mayoritas," kata Direktur Utama JSMR Frans Sunito, belum lama ini.

Tak cuma negosiasi, JSMR juga telah menyiapkan pendanaan. Saat ini, perusahaan ini memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 3,79 triliun. Frans bahkan pernah bilang, JSMR memiliki dana hingga Rp 6 triliun yang sebagian di antaranya akan dipakai untuk mengakuisisi jalan tol.

JSMR juga telah menggaet pinjaman sindikasi Rp 3 triliun dari tiga bank BUMN, yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Negara Indonesia. Cuma, dari utang ini, JSMR hanya akan memakainya untuk membangun dua ruas tol JORR II. Kedua ruas itu adalah Cengkareng-Kunciran sepanjang 15,2 kilometer (km) dan Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 km.

Sayangnya, hasil aksi Jasa Marga itu belum akan mereka rasakan dalam waktu dekat. Maxi Liestyaputra, analis BNI Securities tak yakin akan ada proyek tol baru yang memberikan kontribusi bagi Jasa Marga tahun ini. Alhasil, pendapatan JSMR hanya akan bertumpu pada kenaikan tarif tol. "Dan, kenaikan tarif hanya memberikan kontribusi 10 persen," imbuhnya.

Hitungan Maxi, tahun ini, pendapatan JSMR akan naik 8,8 persen dari tahun lalu menjadi Rp 3,65 triliun. Laba bersihnya naik 13 persen jadi Rp 801 miliar.

Namun, meski pendapatan dan laba bersihnya naik, harga saham JSMR sudah melewati nilai wajarnya. Makanya, Maxi hanya merekomendasikan tahan dengan target harga

Rp 1.600 per saham. Kemarin (30/9), harga saham JSMR berakhir pada level Rp 1.870 per saham. Maxi merekomendasi tahan saham JSMR karena selisih harga saham sekarang dengan target harga hitungannya kurang dari 20 persen.

Pandangan lain datang dari Steve Matuari, Analis Trimegah Securities. Menurut Steve, pengoperasian ruas tol Sentul Selatan-Kedunghalang di Bogor Outer Ring Road (BORR) akan menyumbang pendapatan tahun ini, meskipun sangat minim. JSMR baru merasakan sumbangan optimal ruas tol sepanjang 4 km ini tahun depan. Hitungan Steve, BORR bisa menyumbang Rp 153,7 miliar tahun depan.

Lantaran kontribusi tol baru masih yang minim, Steve memperkirakan, pendapatan JSMR tahun ini hanya mencapai Rp 3,57 triliun dengan laba bersih Rp 786 miliar. Hanya saja, ia masih merekomendasikan beli saham JSMR dengan target harga Rp 2.725 per saham. Alasannya, pada tahun-tahun mendatang, saham ini masih memiliki prospek pertumbuhan yang baik.  (Abdul Wahid Fauzi/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com