Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Domba Garut Prospektif

Kompas.com - 14/10/2009, 14:26 WIB

Bandung, Kompas - Domba garut yang selama ini dikenal luas sebagai hewan untuk ketangkasan sebenarnya sangat potensial untuk dijadikan ternak pedaging. Kandungan daging hewan itu lebih banyak dibandingkan dengan domba biasa meskipun diberi pakan yang sama.

Pemimpin Usaha Villa Domba Agus Ramada Setiadi, seusai Career Transition Program Pensiunan PT Bio Farma, Selasa (13/8) di Bandung, mengatakan, kandungan karkas (daging dan tulang) dari domba biasa sekitar 40 persen. Adapun kandungan karkas domba garut bisa mencapai 50 persen.

Padahal, kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan sama. Namun, tubuh domba garut lebih besar. Jenis-jenis domba lain, di antaranya, gibas, jawa, ekor gemuk, dan ekor tipis. Potensi domba untuk berbagai jenis di Jawa Barat sangat terbuka karena permintaannya lebih tinggi daripada suplai yang dihasilkan. Agus mengaku tidak mengetahui angka produksi dan kebutuhan domba di Jabar.

"Indikasi kekurangan, Jabar masih mengimpor domba. Harga domba pun selalu naik setiap tahun dan sekarang sudah relatif tinggi," katanya.

Harga daging domba saat ini sudah lebih dari Rp 50.000 per kilogram. Tahun 2008 harganya masih sekitar Rp 40.000 per kg. Dalam rentang waktu yang sama, harga domba hidup naik dari Rp 25.000 per kg menjadi Rp 35.000 per kg.

Menurut Agus, daging domba memiliki banyak keunggulan dari segi nutrisi, vitamin, dan kolesterol. Daging domba, misalnya, memiliki kandungan Omega 3 dan vitamin B12. Mitos daging domba berlemak dan berkolesterol tinggi juga keliru karena lebih rendah dibandingkan ternak sejenis. Kelebihan lain domba adalah cukup sering berkembang biak, sekitar tiga kali dalam dua tahun.

Belum dioptimalkan

Peternak di Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Rahmat Priatna, menuturkan, potensi domba garut belum dioptimalkan untuk peternakan rakyat. Padahal, produksi daging domba garut lebih banyak daripada domba lokal atau kambing. Masih sedikit peternak yang memelihara domba garut untuk budidaya.

"Peternak rakyat masih lebih banyak yang memelihara domba lokal atau kambing karena kebiasaan turun-temurun," ujarnya. Domba garut belum dikenal luas sebagai domba pedaging dan masih dipandang sebagai jenis untuk ketangkasan.

"Dalam umur setahun domba garut bisa mencapai bobot 60 kg, sementara domba lokal atau kambing paling berat hanya 30 kg. Padahal, harganya sama, yakni Rp 30.000 per kg hidup," katanya.

Penasihat Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia Cabang Kabupaten Sukabumi Abah Lili mengatakan, di Kabupaten Sukabumi baru tercatat sekitar 100 peternak domba garut.

Pemeliharaan domba garut tidak terlalu sulit karena pakannya sama seperti domba lokal atau kambing. Para peternak rakyat umumnya kesulitan mendapatkan bibit domba garut. "Bibit harus dihasilkan melalui pemurnian, yang tak semua orang bisa melakukannya," ungkapnya.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi Asep Sugiyanto mengatakan, kini sedang digulirkan program bantuan Gubernur Jabar untuk pengembangan domba garut. "Melalui program itu, pembibitan diharapkan lebih berkembang," katanya. Melalui program itu setiap peternak diberi 11 ekor kambing, yang terdiri dari 10 betina dan 1 jantan. (bay/aha)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com