Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbincang Ketimbang Promosi

Kompas.com - 20/10/2009, 16:38 WIB

KOMPAS.com - Di dalam dunia Legacy, promosi secara garis besar bertujuan untuk menginformasikan, membujuk dan untuk mengingatkan pelanggan untuk membeli produk kita. Promosi bisa dipakai untuk menginformasikan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya. Promosi juga bisa dipakai untuk membujuk pelanggan untuk membeli sekarang juga atau supaya pelanggan melakukan brand switching. Promosi sering juga digunakan untuk mempertahankan brand awareness, mengingatkan pelanggan di mana harus membeli produk, dan sebagainya.

Secara konsep, promosi terdiri dari lima elemen yang umum disebut sebagai marketing communications-mix, yang termasuk diantaranya iklan, public relations, personal selling, direct marketing dan sales promotion.

Di dalam era legacy, promosi didominasi oleh iklan di media konvensional seperti televisi yang memang dapat menjangkau masyarakat secara luas dalam waktu cepat. Tapi untuk beriklan di Televisi, tentunya Anda harus punya anggaran untuk marketing yang sangat besar.

Langkah promosi seperti ini tentunya tak lagi pas dengan semakin horisontal-nya dunia pemasaran. Promotion yang kita tahu sifatnya searah, top-down, dan one-to-many. Semua itu sifatnya vertikal. Cerita mengenai ineffectiveness dari praktek promosi sudah sering kita dengar, dan yang berbicara bukan saja para marketer yang selama ini getol berpromosi tapi juga para biro agensi yang membantu marketer untuk mendesain kampanye promosi. Pada dasarnya mereka tahu bahwa lanskap sudah berubah dan tidak bisa lagi bagi pemasar untuk menjalankan praktek yang sifatnya interuptif.

Majalah AdWeek beberapa waktu lalu pernah menguak hasil riset yang dikerjakan bersama biro iklan JWT yang mengatakan bahwa sekitar 72 persen orang mengakui bahwa mereka sudah tidak terlalu percaya dengan informasi yang bersifat promosi. Banyak pula yang muak dengan promosi yang kesannya “too good to be true” bahkan pula sampai kepada pesan-pesan yang kurang etis.

Konsumen tidak sendirian ketika mereka menghindari bentuk promosi dari pemasar. Kita pun sebagai pemasar ketika melepaskan ‘topi’ kita sebagai pemasar, dan pulang ke rumah setelah bekerja di kantor, sebisa mungkin untuk ‘meloloskan diri’ dari jebakan pemasar lain yang berpromosi lewat berbagai media.

Jim Stingel, Global Marketing Officer di perusahaan P&G, pernah mengatakan dalam satu kesempatan di hadapan ribuan anggota asosiasi biro iklan di Amerika, bahwa praktek lama yang sifatnya “telling and selling” sudah tidak bekerja lagi dengan baik dan dibutuhkan sebuah model pemasaran gaya baru. Apa yang ia katakan ketika itu bukan saja mengajak para pemasar untuk berubah, tapi juga sebuah pengakuan bahwa bahkan di P&G yang mana adalah advertiser terbesar di dunia melihat bahwa pemasaran gaya lama sudah mati.


Promotion is Conversation

Praktek promosi dari Legacy ke New Wave bukan berarti sekedar memindahkan diri dari media konvensional ke media digital. Karena ketika berbicara paham New Wave, yang signifikan dari langkahnya adalah paradigma pemasar yang tidak lagi vertikal tapi horisontal. Dengan demikian yang menjadi landasan utama yang harus dimiliki, ketika masuk ke era New Wave ini adalah bagaimana pemasar menghorisontalkan diri dan sadari diri bahwa posisi antara dirinya dengan konsumen sudah semakin sejajar.

Di era seperti sekarang, konsumen semakin memegang kendali dalam segi konteks dan juga konten. Mereka kini punya media. Mereka bisa bikin konten sendiri. Mereka bisa kasih input untuk pengembangan produk baru. Mereka bisa bikin iklan, yang mungkin lebih baik dari pada biro iklan. Mereka bisa jadi reporter. Mereka bisa jadi promoter. Konsumen juga semakin komunal, saling terhubung dijaringannya dan lebih sosialis.

Beberapa perusahaan sudah semakin sadar akan berbagai perubahan yang terjadi di lanskap bisnis ini. Perusahaan yang sudah pernah dibahas sebelumnya di dalam kolom ini, mulai dari Starbucks sampai Ducati, adalah contoh bahwa beberapa pemasar sudah semakin paham bahwa praktek promosi pemasaran yang sifatnya horisontal dan relasional akan lebih ampuh di tengah dunia yang berubah ini.

Pada dasarnya mereka juga paham bahwa langkah pemasaran akan menjadi lebih mudah apabila ia bisa masuk ke dalam media yang dikendalikan dan dimiliki oleh konsumen. Ataupun kalau tidak masuk ke media-nya konsumen, mereka juga bisa membuat connecting platform tersendiri di mana ia bisa menjadi penghubung antara masing-masing konsumen. Semua hal itu, dilandasi bukan atas orientasi untuk berpromosi yang sifatnya membujuki, namun untuk ‘berbincang-bincang’ dengan konsumen, untuk pula menjadikan brand-nya sebagai ide bahan perbincangan antar satu konsumen dengan yang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com