Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahmat Priatna, Pemulia Domba Garut

Kompas.com - 28/10/2009, 03:42 WIB

 Agustinus Handoko

Domba garut adalah jenis domba warisan leluhur urang Sunda. Jenis domba kontes di Jawa Barat ini adalah hasil persilangan antara domba lokal, Afrika, dan Marino, pada tahun 1850-1860. Di dunia domba garut diakui sebagai salah satu jenis domba dengan postur paling besar. Domba ini mewarisi postur besar dari Marino, agresivitas dari Afrika, dan kelezatan daging dari domba lokal Jawa Barat.

Dalam perkembangannya, sering terjadi perkawinan silang antara domba garut dengan domba jenis lainnya. Akibatnya, kualitas domba yang dihasilkan terus menurun, salah satu indikasinya adalah postur yang semakin kecil.

Atas kondisi itu, timbul keprihatinan dari sejumlah kalangan. Perlu diupayakan pemurnian kembali gen domba garut. Salah seorang dari sedikit kalangan yang tergerak untuk mengembalikan kemurnian gen domba garut adalah Rahmat Priatna.

”Bobot hidup domba garut yang asli bisa mencapai 60 kilogram per ekor pada usia satu tahun. Namun, bobot hidup domba lokal atau hasil perkawinan silang domba garut yang tidak murni lagi paling-paling hanya 30 kilogram,” kata Rahmat.

Awal perkenalan Rahmat dengan domba garut dimulai tahun 2000 ketika ada warga yang hendak memelihara domba garut, tetapi tidak memiliki modal sama sekali. Bermodalkan lahan kosong yang dimilikinya di Ciampea, Cimande, Bogor, Rahmat lalu membelikan domba garut asli untuk warga tersebut.

”Awalnya saya beli 3 pejantan dan 11 betina. Ketiga domba jantan adalah legenda kontes di Jawa Barat yang memang berasal dari keturunan yang bagus,” kata Rahmat. Domba-domba jantan yang bernama Lipur, Dewa, dan Bagja itu dibeli dari seorang pemilik di Garut, dengan harga Rp 4 juta per ekor. Adapun setiap domba garut betina dibeli dengan harga Rp 1 juta-Rp 1,5 juta.

Ternyata warga yang meminta modal beternak itu tak sanggup melakukan budidaya dan mengembalikannya kepada Rahmat. ”Daripada saya jual lagi, saya putuskan memelihara sendiri domba-domba itu,” katanya.

Dengan memelihara sendiri domba menjelang masa pensiunnya dari sebuah badan usaha milik negara, Rahmat mengetahui seluk-beluk domba garut. Dia mempelajari sendiri teknik budidaya dari para pemilik domba garut kontes. ”Saya kemudian tahu, ternyata domba garut yang asli memang memberikan keuntungan ekonomi yang sangat besar bagi peternaknya. Domba garut yang tidak asli justru merugikan karena hasilnya tidak akan sesuai dengan jerih payah yang sudah dilakukan para peternak selama memelihara,” kata Rahmat.

Melihat kenyataan itu, Rahmat lalu memulai proses pemurnian gen domba garut ketika memasuki masa pensiun pada tahun 2002. Waktu Rahmat kemudian tercurah seluruhnya untuk mempelajari dan mempraktikkan pemurnian atau pemuliaan gen domba garut yang asli.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com