Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NPL Kartu Kredit Masih Tinggi

Kompas.com - 11/11/2009, 09:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Nilai kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) kartu kredit masih tetap tinggi. Mengutip Statistik Perbankan Indonesia (SPI), nominal NPL kartu kredit per akhir September 2009 sebesar Rp 2,95 triliun atau 8,7 persen dari total outstanding kredit yang mencapai Rp 33,63 triliun.

Sejak Juli 2009, nilai NPL kartu kredit sepertinya enggan beranjak turun dari angka 8 persen. Per akhir Agustus, rasio NPL masih 8,8 persen dengan nilai Rp 2,89 triliun dan total kredit Rp 32,82 triliun.

Direktur Bisnis PT Bank UOB Buana Safrullah Hadi Saleh mengatakan, tingginya NPL kartu kredit akibat bank-bank semakin agresif membujuk pelanggan untuk menggunakan kartu kredit. "Ini bisa dilihat dari mudahnya proses penerbitan kartu kredit baru. Kadang tanpa menyeleksi nasabah," ujarnya.

Menurut Safrullah, rasio NPL kartu kredit yang melampaui 8 persen merupakan peringatan bagi perbankan agar lebih berhati-hati dalam menerbitkan kartu kredit baru. "NPL wajar kartu kredit berkisar 7persen-8 persen," kata Safrullah.

Executive Vice President Kredit Konsumer Bank Mandiri Mansyur S Nasution mengamini pendapat Safrullah. "Jika NPL kartu kredit lebih kecil, tentu bank lebih aman. Bisnis kartu kredit pun bisa berjalan baik," ujarnya.

Meski nilai NPL seperti tertera di SPI masih tinggi, bankir yang diwawancara menyatakan, NPL di tempat mereka rendah. Di Bank Mandiri, misalnya, Mansyur menyebut rasio NPL per akhir September 2009 baru 2,74 persen.

Sementara itu, UOB Buana yang sudah menerbitkan 170.000 kartu kredit platinum mengaku, NPL 3 persen-4 persen. "Sebagian besar nasabah kami masih mampu memenuhi kewajibannya," tutur Safrullah.

Begitu pula dengan Citibank yang telah menerbitkan 1,6 juta kartu kredit di Indonesia. Country Marketing Head Citibank Rico Frans menyatakan, kenaikan NPL tidak terlihat di Citibank.

"NPL kami masih low single digit dan stabil sejak April lalu," ujarnya. Syarat ketat pengajuan kartu kredit dan review debitur setiap tahun menjadi kunci untuk menekan kenaikan NPL kartu kredit. (Roy Franedya , Andri Indradie/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com