Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Selat Sunda Belum Mendesak

Kompas.com - 20/11/2009, 08:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com  - Pembangunan Jembatan Selat Sunda melahirkan pro-kontra. Di satu sisi, ada yang menghendaki agar dana Rp 117 triliun untuk pembangunan jembatan itu dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur lain yang mendesak. Di sisi lain, pembangunan jembatan itu akan memperlancar arus barang Jawa-Sumatera.

Ahli transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, Kamis (19/11) di Semarang, menyatakan, dana untuk pembangunan jembatan itu sebaiknya untuk membangun infrastruktur yang lebih mendesak.

Infrastruktur mendesak yang belum terbangun, antara lain, adalah kereta api Bandara Soekarno-Hatta, revitalisasi kereta api, Tol Trans-Jawa, dan transportasi massal di kota-kota besar di Jawa dan Sumatera.

Menurut Wakil Ketua Umum Indonesian Ferry Association (IFA) Bambang Harjo, tingkat keterisian feri Merak-Bakauheni hanya 70 persen. Itu pun karena hanya 16 kapal dari 34 kapal yang beroperasi optimal karena terbatasnya dermaga. Ketika Dermaga V, VI, VII, dan VIII Merak selesai dibangun, tingkat keterisiannya tinggal 30 persen.

Dijelaskan, uang untuk investasi Jembatan Selat Sunda bisa untuk membeli 1.450 unit feri. Saat ini di Indonesia hanya ada 200 unit feri. ”Dengan Rp 117 triliun tak hanya menyelesaikan urusan transportasi di Selat Sunda, tetapi hingga pelosok Indonesia Timur,” kata Bambang.

Djoko mengingatkan, tanpa kesiapan infrastruktur jalan di Jawa dan Sumatera, Jembatan Selat Sunda akan sia-sia. ”Apakah pernah dihitung beban di persimpangan Tomang, ketika semua kendaraan dari Sumatera memasuki Jakarta,” ujarnya.

Menurut Djoko, barang dari Banda Aceh, Medan, atau Padang ke Pulau Jawa lebih efisien dengan kapal laut karena jaraknya hingga 1.000 kilometer. Adapun dari Sumatera Selatan dan Bengkulu, sepatutnya memberdayakan KA barang Lubuklinggau- Tanjung Karang dan Palembang-Tanjung Karang.

Namun, menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Thomas Darmawan, pembangunan Jembatan Selat Sunda memperlancar arus barang jadi maupun bahan baku. ”Dampak lebih luasnya, pengembangan kawasan industri. Tetapi harus diperhatikan, pembangunan Jembatan Selat Sunda tidak akan bermanfaat bila kondisi Jalan Lintas Sumatera tidak diperbaiki.(OSA/RYO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com