Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rembang Dorong Budidaya Kawista

Kompas.com - 16/12/2009, 17:39 WIB

 

 

REMBANG, KOMPAS.com- Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang mendorong masyarakat untuk membudidayakan kawista atau Feronia limonia. Alsannya, tanaman tersebut sudah tergolong langka di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Padahal, belakangan ini buah kawista sangat dibutuhkan pelaku industri rumah tangga untuk membuat sirup dan limun kawista.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang Suratmin, Rabu (16/12/2009), mengatakan, tanaman kawasita di Rembang tinggal sekitar 1.000 pohon. Buahnya belum dapat mencukupi kebutuhan para pelaku industri rumah tangga yang memproduksi sirup dan limun kawista.

Pasalnya, sekitar 40 persennya adalah tanaman baru. Artinya, tanaman itu baru menghasilkan rata-rata 20 buah per pohon. Hal itu berbeda dengan tanaman lama yang mampu menghasilkan rata-rata tiga kuintal buah per pohon.

"Pemerintah telah berupaya menambah sebaran kawista di Rembang dengan meminta masyarakat, terutama pengusaha kawista, untuk menanam atau membuat kebun kawista," kata Suratmin.

Menurut Suratmin, pemerintah sedang berupaya mencari cara-cara pengembangbiakan kawista unggul melalui kerja sama dengan lembaga penelitian dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

Selama ini, kawista dibudidayakan secara generatif atau dengan menanam biji-bijinya, sehingga proses tumbuh dan berbuahnya lama. Hal itu berbeda dengan cara vegetatif, misalnya dicangkok, yang dapat segera tumbuh dan menghasilkan buah.

"Kami telah menguji coba pembudidayaan kawista dengan cara vegetatif, tetapi belum berhasil," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com