Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Kartu Kredit "Chip" 7 Juta Dollar AS

Kompas.com - 30/12/2009, 11:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rata-rata sekitar 7 juta dollar AS telah digelontorkan oleh perbankan penerbit kartu kredit di Indonesia untuk investasi migrasi kartu kredit menggunakan teknologi chip. Demikian disampaikan General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Marta, Jakarta, Rabu (30/12/2009).

Dia menjelaskan, untuk penggantian satu kartu kredit menelan ongkos sebesar 25 hingga 30 sen dollar AS. Adapun untuk jumlah kartu beredar yang telah menggunakan kartu kredit mencapai 10.221.154 kartu.

"Kalau untuk penghitungan kasar penggantian tiap kartu 25-30 sen dollar AS, jadi untuk 9-10 juta kartu butuh sekitar 7 juta dollar AS," tutur Steve. 

Diketahui, Peraturan Bank Indonesia menetapkan bahwa mulai 1 Januari 2010 mendatang seluruh kartu kredit harus menggunakan chip. Menurut Steve, saat ini perbankan penerbit kartu kredit telah siap melaksanakan peraturan tersebut. Bank Indonesia sendiri menyebut, saat ini tercatat sekitar 99,6 persen kartu kredit telah menggunakan chip. "Rencana itu sudah cukup lama dari 2005, jadi saat ini hampir semua sudah siap," ujarnya.

Sejumlah merchant kartu kredit juga telah disiapkan untuk penggunaan kartu kredit berbasis chip ini. Bahkan, karyawan merchant yang bertugas di bagian kasir telah dilatih secara khusus untuk penggunaan alat untuk membaca kartu kredit (electronic data capture/EDC). Jika EDC yang sebelumnya digesek, kini menggunakan kartu kredit berbasis chip akan berubah menjadi di-dip (dimasukkan seperti ATM). "Untuk EDC-nya saat ini sudah diganti hampir seluruhnya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com