Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Bertransaksi Aman di ATM?

Kompas.com - 21/01/2010, 16:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembobolan rekening nasabah melalui anjungan tunai mandiri atau ATM di beberapa perbankan membuat resah masyarakat. Kepala Divisi Operasional PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI Triyana memberikan tips-tips bertransaksi yang aman di ATM.

Menurutnya, nasabah perlu memastikan bahwa saat memasuki ATM, tidak ada yang membuntuti. Kemudian, pastikan juga tidak ada kamera atau benda mencurigakan lainnya di dalam ATM.

Biasanya, kamera yang digunakan oleh sindikat kejahatan perbankan berukuran sangat kecil. Bahkan, kamera itu bisa berbentuk stiker dengan diameter sebesar pangkal bolpoin. Karena itu, dia mengimbau agar nasabah mewaspadai atribut promosi yang terdapat di gerai ATM. Dikhawatirkan, atribut ini ditempeli kamera kecil yang bisa digunakan untuk melakukan kejahatan perbankan.

"Kami hanya menaruh mesin ATM, tidak ada embel-embel lain," ujar Triyana seusai jumpa pers di Kantor Pusat BRI, Kamis (21/1/2010).

Dia mencontohkan, atribut promosi seperti wadah leaflet yang melekat di mesin ATM berpotensi besar dimanfaatkan dalam modus pengintaian para perampok ATM. "Di tempat brosur itu bisa ditempeli kamera, atau bisa jadi berbentuk stiker saja juga sudah cukup (untuk mengintai). Kamera itu kecil, kok. Ada yang hanya sebesar korek api," ujarnya.

Pastikan juga lubang tempat memasukkan kartu tidak ada tonjolan. Jika memang ada, maka kemungkinan besar itu adalah reader yang dipasang sindikat untuk mencuri data dan PIN nasabah yang bersangkutan.

"Kalau ada tonjolan di situ, lebih baik enggak usah narik uang di situ. Digoyang-goyang saja, nanti copot. Kalau mau, kasih ke bank nanti dapat hadiah," paparnya.

Langkah lainnya adalah melakukan penggantian PIN sesering mungkin.

Untuk penarikan dana dari mesin ATM oleh pelaku perampokan, Triyana mengatakan bahwa hal tersebut bisa dilakukan di gerai ATM mana saja. Pasalnya, mereka telah menggandakan terlebih dahulu kartu ATM yang telah diincar. "Begitu ada konfirmasi (kehilangan) via telepon, PIN kami freeze. Kami minta nasabah mengambil PIN baru, kartu baru. Kalau menghendaki di-blokir, ya kami blokir," ungkapnya.

Terkait wacana penggantian kartu magnetis dengan cip, Triyana menyatakan bahwa pihaknya hanya menunggu perintah dari Bank Indonesia (BI). Namun, pemanfaatan cip masih membutuhkan proses karena jenis mesin ATM yang ada saat ini masih menggunakan sistem magnetis.

"Kalau sudah diminta BI, kami siap. Andaikata diwajibkan menggunakan cip, kalau ini kan modusnya mengopi magnetis. Cip ini meminimalkan risiko, tetapi tidak menghilangkan risiko," tambah Sekretaris Perusahaan BRI, Muhammad Ali, dalam kesempatan yang sama. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com