Metode lain Emir adalah setiap tiga bulan turun langsung ke cabang-cabang mendengar aspirasi dan keluhan pekerja. Pertemuan tak hanya dengan manajer, tetapi semua pekerja. Tak selalu ada jawaban, tetapi manajemen akan menindaklanjuti. Manajemen pun tahu permasalahan dan usul dari pekerja level terbawah.
Awalnya, selalu ada jarak antara manajemen puncak dan pekerja dalam tiap pertemuan. Namun, kian lama pekerja tak merasa takut, manajer puncak juga tak jengah saat ada keluhan dan kecaman terlontar dalam pertemuan. ”Komentar apa pun tak menjadi masalah kalau manajer dan pekerja sama-sama profesional, tak perlu ada sakit hati,” katanya.
Bintang lima
Tahun 2014 Garuda berharap terbang ”lebih tinggi”. ”Kami ingin menjadi maskapai bintang lima,” kata Emir. Skytrax pada 2008 meningkatkan standar Garuda, dari bintang 3 ke bintang 3 plus. Tahun ini Garuda menyabet predikat maskapai bintang 4. Mengambil contoh, di tingkat bintang 5 ada Singapore Airlines.
Garuda juga berupaya keras agar diakui dunia penerbangan internasional. Di antaranya dengan berusaha meraih sertifikat keselamatan bertaraf internasional dari International Air Transport Association (IATA) Operational Safety Audit (IOSA).
IOSA merupakan pengakuan yang serius. Agar lulus audit IATA, Garuda menjalani pemeriksaan selama sembilan bulan, mencakup 600-700 komponen penilaian. Garuda menjadi maskapai pertama Indonesia yang lulus audit IATA itu.
Garuda juga berharap ”bahan bakar” lebih baik dari penawaran saham perdana kepada publik (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Targetnya, realisasi pada 2010 ini, meskipun rencana IPO itu sebenarnya meleset dari jadwal tahun 2009 karena krisis keuangan global.
Dengan dana dari bursa, Garuda akan berekspansi menjadi maskapai penghubung dari regional satu ke regional lain. Tahun 2010 Garuda terbang ke Belanda dan lima tahun mendatang akan diterbangi pula rute Jakarta-London dan Jakarta-Paris.
Bagaimana mencapai mimpi itu? ”Konsistensi terhadap sistem yang sudah dibangun. Siapa pun pemimpin Garuda, hendaknya setia dengan sistem itu,” tegas Emir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.