Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Riil Solar untuk Nelayan Diverifikasi

Kompas.com - 02/02/2010, 13:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pelaksana Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang melaksanakan verifikasi kebutuhan riil bahan bakar minyak (BBM) solar untuk nelayan. Untuk mengawasi pendistribusian solar untuk nelayan, uji coba sistem tertutup akan dilakukan.   

Menurut Kepala BPH Migas Tubagus Haryono, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), hasil verifikasi kebutuhan riil BBM solar untuk nelayan itu akan ditindaklanjuti dengan penambahan atau pengurangan kuota BBM solar yang akan dialokasikan untuk nelayan.   

Ke depan, pengawasan pendistribusian solar untuk nelayan akan dilakukan uji coba sistem tertutup sebagaimana yang dilakukan untuk transportasi darat di daerah Kepulauan Riau, kata Tubagus menambahkan. Dengan sistem tertutup, pendistribusian solar untuk nelayan itu diharapkan bisa lebih tepat sasaran dan lebih mudah dipantau.   

Sejauh ini pihaknya telah menugaskan PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo untuk mendistribusikan BBM bersubsidi jenis minyak solar dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah ke seluruh lembaga penyalur yang melayani kebutuhan nelayan. Hal ini bertujuan agar nelayan dapat membeli solar sesuai dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah.   

Pihaknya juga bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan beserta badan usaha untuk mengidentifikasi kebutuhan BBM nelayan. "Kami mendorong badan usaha untuk membangun beberapa stasiun pengisian BBM untuk nelayan sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah, serta mengawasi pelaksanaan perubahan beberapa agen penjual minyak solar dengan harga yang ditetapkan pemerintah," kata dia.   

Akses minim  
Sementara itu, anggota Komisi VII DPR Daryatmo Mardiyanto menilai volume BBM jenis solar yang didistribusikan belum memenuhi kebutuhan nelayan. "Banyak nelayan belum mendapat solar bersubsidi sehingga terpaksa membeli dengan harga mahal. Kalaupun memperoleh solar, jumlahnya masih di bawah kebutuhan nelayan," ujarnya.  

Selain itu, banyak stasiun pengisian bahan bakar minyak jenis solar untuk nelayan yang berlokasi jauh dari pantai. "Kalau jaraknya jauh, misalnya 10 kilometer dari tepi pantai, nelayan harus mengeluarkan ongkos tambahan untuk mengangkut solar ke kapal yang digunakan untuk melaut," kata Daryatmo.   

BPH Migas juga harus memperketat pengawasan untuk memastikan bahwa solar bersubsidi terdistribusikan seluruhnya ke nelayan, ujarnya. Karena itu, kuota yang ditetapkan BPH Migas harus dicocokkan dengan volume BBM jenis solar yang telah disalurkan ke nelayan.   

Untuk meningkatkan akses nelayan terhadap pasokan BBM jenis solar, Tubagus menyatakan, pihaknya sedang menjajaki kemungkinan untuk mendistribusikan BBM jenis solar secara lebih fleksibel. Oleh karena mobilitas nelayan termasuk tinggi, metode distribusi solar bersubsidi itu harus sesuai dengan aktivitas nelayan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com