Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rights Issue" Bakrie Sumatera Plantations Sepi Peminat?

Kompas.com - 01/03/2010, 08:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com –  Proses penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) sudah usai. Hasilnya, para pemegang saham perusahaan perkebunan Grup Bakrie itu kurang antusias mengeksekusi haknya.

Sekretaris Perusahaan UNSP Fitri Barnas mengungkapkan, tidak semua investor menyerap semua saham rights issue hingga jadwal pemesanan berlebih Rabu  (24/2) lalu. ”Memang ada penambahan, tapi tidak terlalu banyak, hanya terserap sekitar 70 persen,” tuturnya, Minggu (28/2).

Dengan hasil ini, PT Danatama Makmur, selaku pembeli siaga, menurut Fitri, akan membeli 30 persen saham rights issue yang menganggur. Namun, saat dikonfirmasi, Vice President Investment Banking Danatama Makmur Steffen Fang mengaku belum mengetahui angka pasti saham yang akan diserapnya.

”Saya belum tahu angka pastinya, jadi saya belum bisa komentar,” ungkapnya, kemarin. Meski demikian, Danatama mengaku akan menyerap berapa pun saham yang tidak dieksekusi pemegang saham UNSP.

Analis Bhakti Securities, Happy Parama, mengatakan, rendahnya antusiasme investor membeli rights issue terjadi karena mulai 2011 akan ada obligasi UNSP yang jatuh tempo. ”Investor juga menilai rights issue yang dilakukan karena UNSP sangat membutuhkan dana,” katanya.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2009, UNSP memiliki obligasi berupa senior notes yang jatuh tempo pada 2011 sebesar 160 juta dollar AS yang diterbitkan anak usahanya, BSP Finance BV. Obligasi ini tercatat di Bursa Efek Singapura dengan tingkat suku bunga 10,75 persen per tahun.

Seperti diberitakan KONTAN sebelumnya (13/1), ada dua bank asal Eropa yang siap menyokong Danatama membeli sisa saham rights issue UNSP. Kedua bank asing itu siap menyediakan berapa pun kebutuhan Danatama. Pasalnya, mereka menilai bisnis minyak kelapa sawit (CPO) pada tahun ini sangat menjanjikan.

Sekadar mengingatkan, UNSP menjual 9,47 miliar saham rights issue dengan harga penawaran Rp 525 per saham. Dari hajatan ini, UNSP mengharapkan mengantongi dana segar hingga Rp 4,97 triliun. Sebagian besar uangnya akan digunakan untuk membiayai akuisisi beberapa perusahaan olekimia milik Grup Domba Mas.

Akuisisi yang dilakukan UNSP bertujuan agar mereka bisa masuk bisnis hilir minyak kelapa sawit. Namun sayang, kinerja UNSP tahun 2009 tidak begitu menggembirakan.

”Pendapatan UNSP 2009 hanya Rp 2,3 triliun,” kata Harry Nadir, Direktur Keuangan UNSP, Kamis (25/2). Angka ini turun 26,09 persen dari tahun 2008  yang mencapai Rp 2,9 triliun.

Harry bercerita, penurunan pendapatan ini akibat dari harga jual rata-rata CPO yang mengalami penurunan jika dibandingkan 2008. Meski pendapatannya turun, Harry mengatakan, laba bersih UNSP justru meningkat 15 persen-20 persen. Artinya, laba bersih UNSP diperkirakan mencapai Rp 199,5 miliar-Rp 208,2 miliar.

Happy merekomendasikan jual saham UNSP dengan target harga Rp 480 per saham. Kamis lalu (25/2), harga saham UNSP berakhir di level Rp 510 per saham. (Abdul Wahid Fauzi/Kontan)
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com