Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tanggung Bea Masuk 14 Sektor Industri

Kompas.com - 11/03/2010, 16:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah tidak bosan-bosannya memberikan insentif fiskal berupa bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP). Tahun ini, pemerintah akan kembali memberikan fasilitas BMDTP kepada 14 sektor industri sebesar Rp 1,53 triliun. Anggaran tersebut diambil dari alokasi insentif fiskal yang disiapkan dalam APBNP 2010 sebesar Rp 2 triliun.

Padahal sebaimana diketahui, pelaksanaan pemberian BMDTP dalam dua tahun terakhir 2008-2009 belum memuaskan, ditunjukkan oleh rendah dan lambatnya realisasi.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Anggito Abimanyu menyebutkan, insentif BMDTP diberikan kepada lima kuasa pengguna anggaran (KPA), dalam hal ini Direktorat Jenderal Kementerian terkait.

Sektor industri yang akan menikmati insentif antara lain, industri sorbitol, kemasan plastik dan karung plastik dengan pagu Rp 151,79 miliar. Kemudian industri pembuatan dan perbaikan kapal, komponen kendaraan bermotor, kabel serat optik, komponen elektronika dan peralatan telekomunikasi dengan pagu Rp 769 ,26 miliar.

Sektor lainnya adalah industri komponen PLTU, kawat ban (steel cord), ballpoint, alat besar, karpet berbahan baku plastik yang mendapatkan pagu sebesar Rp 281,89 miliar.

Adapun untuk industri perawatan pesawat terbang akan mendapatkan pagu Rp 312 miliar dan industri kemasan infus mendapatkan pagu sebesar Rp 15,19 miliar.

"Pemberian fasilitas BMDTP pada sektor tertentu ini bertujuan agar sektor-sektor tersebut bisa meningkatkan daya saing dan memenuhi kebutuhan dalam negeri," kata Anggito di kantor Kementrian Keuangan, Jakarta, kamis (11/3/2010) siang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, insentif BMDTP tahun 2010 ini untuk mendorong sektor riil dan membatu industri yang selama ini membutuhkan bahan baku impor. Menurutnya, ada empat kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu sektor industri untuk bisa mendapatkan fasilitas BMDTP tersebut. Di antaranya industri tersebut harus memenuhi penyediaan barang dan jasa untuk kepentingan umum, dikonsumsi oleh masyarakat luas dan melindungi kepentingan konsumen.

Kemudian, suatu industri harus meningkatkan daya saing industri nasional. Juga, suatu industri merupakan penyerap tenaga kerja dan yang terakhir bisa meningkatkan pendapatan negara.

"Jika industri tersebut berkembang, bisa berkontribusi balik melalui peningkatan penerimaan pajak," cetusnya.

Selain keempat kriteria itu, masih ada persyaratan mengenai ketentuan spesifikasi barang dan bahan baku yang dimaksud belum diproduksi didalam negeri. Ataupun, barang yang sudah di produksi tetapi belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan atau juga sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum memenuhi kebutuhan industri. "Dalam pemberian insentif kali ini, para penerima diharapkan bisa memanfaatkannnya dengan maksimal melalui penyerapan yang optimal," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com