Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lho, Pak Tanto Kok Jadi Gayus?

Kompas.com - 20/04/2010, 08:29 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Suasana kampung RT 07 RW 06, Kelurahan Ngagelrejo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya, sejak Senin (19/4/2010) pagi heboh. Itu terutama setelah ketahuan bahwa salah seorang warga di Jalan Bratang Gede I, Gang E Nomor 4, Hertanto, menjadi berita utama di koran-koran.

”Wah, Pak Tanto jadi berita di koran. Lho, kok dia jadi kayak Gayus?” seru Yayuk (35), seorang ibu rumah tangga dekat rumah Hertanto. Yayuk kemudian memberikan informasi itu kepada tetangganya yang lain. Semuanya langsung membicarakan pria yang bekerja sebagai juru sita di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Rungkut, Jalan Jagir Wonokromo, tersebut.

Tak berselang lama, puluhan wartawan mulai berdatangan di kampung itu. Mulai dari wartawan media elektronik, media cetak, hingga media online. Mereka langsung memenuhi depan rumah berpagar hijau dengan bentuk rumah yang cukup sederhana itu. Kendati begitu, rumah Tanto terlihat lebih tertata rapi dan bagus dibandingkan dengan rumah tetangganya. 

Keramaian itu menjadikan Ketua RT 07 Muhamad Fauzi (43) ikut dibuat repot. Dia pun akhirnya menemani para wartawan yang berusaha mengorek informasi keluarga Tanto. Fauzi mengungkapkan, keluarga Tanto tinggal di rumah itu lebih dari sepuluh tahun.

”Dalam keseharian, ya normal-normal saja pergaulan mereka. Tidak terlihat luar biasa. Memang jarang kumpul dengan tetangga, tetapi setiap bertemu selalu menyapa dan ramah sama kepada siapa saja,” ungkap Fauzi.

Sikap Tanto yang selalu diingat Fauzi maupun warga lainnya adalah dermawan. Menurut Agus Tridoyo, juga warga RT 07, Tanto dikenal cukup ringan tangan untuk memberi bantuan. ”Dia selalu menyumbang setiap kali ada acara. Bahkan, untuk sumbangan ke Masjid Baitul Taqwa, nilainya pasti lebih besar dibandingkan dengan yang lain,” ungkap Agus sambil menolak menyebutkan angka pastinya.

Fauzi maupun Agus sering melihat Tanto kedatangan tamu pada hari libur, Sabtu atau Minggu. Tamu itu terlihat sebagai rekan-rekannya sesama penggemar burung. ”Kami tak tahu pasti, mungkin Pak Tanto itu juga kolektor burung perkutut,” lanjut Fauzi.

Seperti apa burung perkututnya, Fauzi ataupun Agus mengaku tidak tahu pasti. Namun, menurut beberapa warga lainnya, burung perkutut yang dibuat koleksi itu harganya mahal. Hanya saja, kendaraan yang dipakai Tanto selama ini hanya sepeda motor.

Meski di rumah tersebut terlihat ada garasi besar yang bisa memuat mobil, setiap berangkat dan pulang kerja Tanto terlihat hanya mengendarai sepeda motor merek Honda keluaran lima atau enam tahun lalu.

Tentang penangkapan Tanto oleh polisi, Fauzi mengaku sudah mendengarnya dari Ketua RW 06. Kejadiannya sekitar dua minggu yang lalu, sekitar pukul 18.00. (Sri Handi Lestari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com