Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biayai Ziarah Wali dengan Duit Korupsi

Kompas.com - 20/04/2010, 08:49 WIB

SIDOARJO, KOMPAS.com — Siswanto sebetulnya "hanya" petugas kebersihan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Rungkut, Jalan Jagir Wonokromo, Surabaya. Namun, warga Perumahan Taman Pondok Legi IV Blok H/20, Kelurahan Pepelegi, Kecamatan Waru, Sidoarjo, itu ternyata juga terlibat kasus besar.

Ia salah satu tersangka penggelapan pajak sekitar Rp 350 miliar di kantornya. Namun, di kompleks tempat tinggalnya, Siswanto seolah-olah tidak hanya punya kesalehan individual, tetapi juga kesalehan sosial.

Kata tetangganya, Siswanto itu dermawan. Ia suka menyumbang jika ada pembangunan masjid. Bapak dua anak ini bahkan dikenal tetangganya dengan predikat Pak Haji. Siswanto juga rutin membagi tunjangan hari raya (THR) kepada satpam kompleks perumahan.

Rumahnya di kompleks itu bercat merah, berlantai dua. Pagar setinggi 2 meter juga terkunci rapat. Sebuah lampu tampak tetap menyala meski hari masih sore. Sejumlah pintu jendela rumah berarsitektur ala Eropa ini juga tampak tertutup rapat oleh kain korden.

Menurut Miftahul Huda, pengurus Masjid At Taqwa di kompleks perumahan itu, Siswanto juga menjadi takmir masjid tersebut. Huda bercerita, setiap tahun Siswanto menyumbang, terakhir Rp 17 juta setahun lalu. Saat itu dana diberikan Siswanto bersamaan pemberian zakat maal sesaat menjelang Lebaran berlangsung. “Dia memang kerap salat di masjid ini,” ujarnya.

Tak hanya menyumbang masjid, Siswanto bak Robinhood bagi warga setempat. Setiap tahun, Siswanto rutin mentraktir biaya ziarah Wali Songo bagi warga setempat. Rombongan ziarah itu kerap memberangkatkan tujuh bus. Bantuan itu diberikan Siswanto sejak tahun 2006.

Kedermawanan Siswanto juga dinikmati para satpam yang bertugas di kawasan perumahan itu. Setiap Lebaran hendak tiba, Siswanto kerap membagi THR. Selain jajanan dan roti Lebaran, setiap satpam diberinya amplop berisi uang. Semua satpam yang bertugas mendapat jatah dari Siswanto.

Para santri anak asuh Miftahul Huda juga kebagian rezeki. Hampir tiap tahun di antara 100 santri Taman Pendidikan Al Quran yang berstatus anak yatim piatu menerima bingkisan duit sebanyak Rp 500.000. Bagi-bagi rezeki itu dilakukan sejak Siswanto menghuni rumah tersebut, sekitar lima tahun lalu.

“Ibu-ibu jadi kaget. Mereka bilang, 'Ternyata uang yang dipakai biaya ziarah dari hasil korupsi, ya’. Makanya, istri dan anak Pak Siswanto pulang ke kampungnya,” ucap Huda. (Mustain)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com