Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: Target Rendah Membuat Tidur

Kompas.com - 23/04/2010, 16:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, target produksi minyak siap jual atau lifting memang sengaja ditetapkan tinggi dalam Rancangan APBN Perubahan atau RAPBN-P 2010, yakni 965.000 barrel per hari agar seluruh kontraktor dan pemangku kepentingan yang terkait produk minyak tidak tidur. Target yang tinggi dibutuhkan agar BP Migas dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tertantang untuk mengembangkan produksi.

"Kalau target terlalu rendah, maka tidak akan ada tantangannya. Orang yang tanpa tantangan akan cenderung tidur. Oleh karena itu, target lifting ditetapkan 965.000 barrel per hari, mudah-mudahan mendapatkan persetujuan dari DPR," ungkap Hatta di Jakarta, Jumat (23/4/2010).

Menurut Hatta, target 965.000 barrel per hari itu merupakan target yang wajar untuk dikejar pada tahun 2010.  Alasannya, banyak sumur-sumur kecil yang masih dapat dimaksimalkan produksinya. Sumur-sumur kecil itu rata-rata dikelola oleh lima kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) migas utama, yakni Exxon, Conoco, Pertamina, Total, dan Mahakam.

"Bahkan dalam dua tahun mendatang, lifting minyak bisa mencapai 1 juta barrel per hari. Tetapi jangan meminta 1 juta barrel per hari tahun ini, itu target yang ngarang namanya. Tahun ini yang wajar adalah 965.000 barrel per hari, bukan 960.000 barrel per hari karena tidak ada tantangannya," katanya.

Aturan lingkungan

Untuk menjaga agar tidak ada faktor nonteknis yang menghambat produksi, Hatta berjanji, tidak akan ada masalah dengan aturan, terutama undang-undang tentang lingkungan hidup terbaru. Sebagai contoh, ada satu aturan dalam undang-undang lingkungan hidup yang mengharuskan limbah air dari sumur minyak di bawah 40 derajat Celcius.

Aturan tersebut tidak bisa dilaksanakan KKKS dalam waktu dekat. Sebab, sebagian besar kontraktor menghasilkan air limbah sebesar 90 persen dari total material yang diangkat dari sumur minyak. Artinya dari 1 juta barrel material yang diangkat dari sumur minyak, 90 persennya atau 900.000 barrel adalah limbah air dan hanya 10 persen atau 100.000 barrel yang merupakan minyak.

"Jadi bayangkan untuk menurunkan suhu air yang sebanyak itu. Aturan ini harus dilaksanakan namun dengan batas waktu yang wajar, misalnya dua tahun, karena kontraktor butuh investasi pada alat baru. Namun, jangan sampai pelaksanaannya sampai 10 tahun dari sekarang, itu mengada-ada namanya," tegas Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com