Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setgab Tidak Ambil Alih Tugas Kabinet

Kompas.com - 17/05/2010, 11:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa Sekretariat Gabungan Koalisi tidak berfungsi untuk mengambil alih tugas Kabinet Indonesia Bersatu II. Hal itu dikemukakan oleh Presiden di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (17/5/2010), menjelang kunjungan kerjanya ke Singapura dan  Malaysia.

"Forum itu (Sekretariat Gabungan Koalisi) tidak mengambil alih tugas dan fungsi kabinet, completely different,  berbeda, meskipun ada mata rantai antara kabinet dan forum konsultasi itu," kata Presiden.

Presiden mengatakan, Setgab Koalisi merupakan forum atau fasilitas untuk koordinasi dan konsultasi di antara sesama partai koalisi, baik itu di kalangan eksekutif maupun legislatif. "Tujuan untuk konsultasi dan keadilan... tidak benar jika seolah-olah itu adalah forum pengambilan keputusan yang akan dijalankan kabinet," katanya.

Presiden mengingatkan bahwa Indonesia menganut sistem kabinet presidensial, bukan kabinet parlementer sehingga pengambilan keputusan, penetapan kebijakan, dan penyusunan program aksi adalah wilayah atau fungsi kabinet, yang terdiri atas perwakilan partai-partai politik.

Kepala Negara mengatakan, forum Setgab Koalisi adalah forum yang sah. Menurut Presiden, pihak koalisi menghormati pihak-pihak yang menjadi penyeimbang agar demokrasi tetap tegak di Indonesia, demikian juga sebaliknya.

"Kami menghormati pihak yang jadi penyeimbang utamanya di parlemen dan pemerintah. Kita hormati posisi atau pilihan menjadi penyeimbang atau oposisi itu dengan harapan ketika koalisi juga bersatu, baik di pemerintahan maupun DPR, kita juga memiliki kewenangan hak untuk itu," ujarnya.

Bantah delegasikan  

Ia menjelaskan bahwa Ketua Setgab Koalisi adalah Presiden. Sebab, dalam kesepakatan koalisi yang bertanda tangan adalah Presiden dengan pimpinan partai-partai koalisi, antara lain Golkar, PAN, PPP, PKB, dan PKS. Karena Presiden tidak selalu aktif, lanjut dia, dibantu oleh ketua harian yang dijabat oleh Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.

Presiden menegaskan bahwa itu tidak berarti ia mendelegasikan kewenangan kepada ketua harian atau Setgab Koalisi. "Tidak (benar), saya dibantu dalam proses konsultasi dan koordinasi itu. Tidak ada sesuatu yang luar biasa, tidak ada yang ganjil," katanya.

Presiden mengatakan, dengan adanya Setgab Koalisi itu, diharapkan pengalaman pada masa lalu, terkait koordinasi yang belum efektif, dapat diperbaiki dan demokrasi makin matang. "Tujuannya sekali lagi agar pemerintahan yang dibangun oleh koalisi bisa menjalankan tugasnya secara efektif, mekanisme koordinasi dan konsultasi antara anggota koalisi yang ada di DPR dan pemerintah juga berhasil dengan baik," katanya.

Presiden melakukan kunjungan kerja ke Singapura dan Malaysia pada 17-19 Mei untuk melakukan pertemuan dwipihak tahunan guna meningkatkan hubungan baik dan kerja sama dwipihak. Turut mendampingi Kepala Negara adalah Ketua DPD Irman Gusman, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menlu Marty Natalegawa, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Mentan Suswono, Mendiknas M Nuh, Mennakertrans Muhaimin Iskandar, Menbudpar Jero Wacik, anggota Wantimpres Hassan Wirajuda, dan Kepala BKPM Gita Wirjawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com