Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak 'Ajaib' Chairul Tanjung

Kompas.com - 17/06/2010, 08:45 WIB

Terinspirasi dari mana? Saya mulai berbisnis sejak mulai kuliah tingkat I di FKG UI. Idealisme ini muncul karena keluarga saya tidak mampu. Bagimana ibu saya harus menggadaikan kain halusnya untuk membayar kuliah saya. Saya tidak bisa menerima dan ingin berusaha. Intinya agar kuliah saya bisa dibiayai oleh saya sendiri. Syukur, bisnis informal yang saya kerjakan semuanya (di kampus jual stiker, tas, buku, penjilidan buku), dan bertahap dan tingkat IV mulai bisa biayai keluarga (total tujuh saudara kini enam karena satu meninggal). Kesulitan keuangan, aktivitas semasa SMP dan SMA dan kuliah, menjadi pendorong utama. Ada akumulasi bahwa berbisnis itu harus cari untung, laba, cari uang. Uang penting, tapi tak segalanya. Ini membuat saya bisa akumulasikan bisnis dan idealisme ini. Pengalaman batin ini. Kalau saya anak orang kaya, tak bisa ini. Tetapi karena saya anak orang miskin dan sudah mulai aktif cari uang sejak SMP, jadi saya sangat paham akan bisnis dan idealisme ini.

Apakah ingin menjadi penguasa? Saya demonstran, juga mahasiswa teladan, dan kini pengusaha. Sampai hari ini saya selalu bisa mengendalikan diri saya untuk tetap sebagai seorang pengusaha, walaupun dorongan dan ajakan dari pihak lain untuk ke politik sangat kuat. Syukur sampai saat ini saya bisa meyakinkan semua pihak bahwa menjadi pengusaha itu juga penting.

Menjadi pengusaha kan juga bagian dari idealisme tadi? Iya dong. Saya punya karyawan kini lebih dari 50.000 orang. Semua karyawan grup keseluruhan. Ini yang langsung, bukan yang terafiliasi. Kalau saya tetap berusaha, lima tahun lagi bisa di atas 100.000 orang dan mungkin 10 tahun lagi menjadi 500.000 orang. Kalau saya menjadi penguasa, mungkin saya tidak bisa melakukan hal ini, memberikan kesejahteraan langsung kepada begitu banyak orang. Sekonkret itu. Mungkin saya bisa berbuat lewat perbaikan regulasi dan sebagainya, tetapi efek langsungnya tidak bisa. Sebagai pengusaha bisa langsung

Sepertinya Pak Chairul itu senang sekali soal detail, sampai hal yang kecil diperhatikan? Saya ini seorang perfeksionis. Saya detail man. Artinya, segala sesuatu itu saya mau tak boleh setengah, asalan. Asal ada. Ini penting. Banyak orang bicara makro, tapi tak paham mikronya. Sebaliknya ada yang bicara mikro, tapi kurang makronya. Saya pemimpin utama perusahaan besar harus memahami makronya dan juga bisnisnya harus mengerti. Dengan begitu, sebuah pemimpin unit tahu persis dan tak bisa membohongi saya. Tak bisa ada laporan asal bapak senang. Dia tahu, kalau dia lakukan itu, saya pasti tahu, saya pasti marah. Dan saya menjamin bisa melakukan sesuatu yang rinci lebih baik dari pimpinan unit. Karenanya, mereka juga melakukan sesuatu juga harus melakukan ke bawah dengan sangat rinci, detail, dan perfeksionis. Jadi aliran perusahaan di semua bagian juga baik dan lancar.

Apakah perlu melakukan pemeriksaan mendadak atau diam-diam ke setiap unit? Saya tidak pernah melakukan incognito (rahasia), tetapi kalau ke Carrefour itu bagian dari tugas saya. Di sana saya bicara bukan saja dengan manajernya, tetapi juga dengan penjaga tokonya. Tidak hanya dengan CEO-nya, tetapi juga berbicara dengan pembelinya sehingga mendapat masukan yang komprehensif. Makanya saya tahu berapa harga jeruk pontianak dan mandarin. Semua ini karena saya melakukan bisnis dari bawah sehingga bisa mengetahui detail, termasuk juga menghargai orang lain. Kalau hanya bicara dengan CEO-nya, bagaimana bisa menghargai orang di bawahnya dan di bawahnya lagi. Jujur saja, sekarang saya tidak banyak mengenal orang secara nama, soalnya sudah 50.000 orang. Namun, kalau saya ke mana pun, termasuk ke daerah, akan berupaya berdialog dengan mereka. Jadi saya mengetahui kondisi mereka.

Bagaimana persisnya hubungan yang pas antara pengusaha seperti Chairul Tanjung dan pihak penguasa? Persisnya kita harus bicara soal Indonesia Incorporated. Jangan lagi bicara bahwa saya penguasa sehingga pengusaha harus datang ke saya untuk meminta-minta dan deal-deal tertentu. Sudah lewat masa itu. Juga pengusahanya jangan berpikir bahwa harus dekat dengan pejabat atau pemerintah biar dapat konsesi, dapat hak monopoli dan perlakuan khusus. Era-era seperti ini sudah lewat. Saat ini adalah pengusaha harus bilang bahwa pemerintah tugas Anda adalah membuat regulasi yang baik agar kami para pengusaha bekerja dengan baik dan saya akan melakukan tugas saya sebagai pengusaha sebaiknya, sehingga saya bisa membuat keuntungan yang besar dan bisa bayar pajak sebesar-besarnya untuk negara.

Saya juga akan membuat usaha ini memberikan manfaat bukan saja untuk saya, tetapi juga untuk sebesar-besarnya bagi bangsa ini. Kalau semua pengusaha dan penguasa bisa seiring sejalan seperti ini, insya Allah 10 tahun dari sekarang saya jamin Indonesia bisa sejahtera makmur.

Yang ada sekarang ini bagaimana? Nah itu problemnya, masih ada pengusaha yang masih suka main-main dengan penguasa, minta konsesi dan keistimewaan. Sementara ada juga penguasa yang senang juga bermain-main dengan pola itu. Nah kalau kita bisa memutuskan mata rantai ini, sebagian permasalahan bangsa ini akan terselesaikan.

Bicara soal pajak tadi, bagaimana pandangan bahwa pajak bagian dari demokrasi ekonomi?

Bagi saya, kalau rugi memang tak perlu membayar pajak, tetapi kalau untung, apalagi untung besar, ya harus bayar pajak dong. Saya di sini, saat karyawan pertama kali mendapat bonus besar, mereka kan selama ini tidak merasa membayar pajak karena sudah dibayarkan perusahaan. Gaji yang diterima itu sudah dibayarkan pajaknya oleh perusahaan. Mereka tidak tahu pajak yang dibayarkan itu bisa satu setengah kali dari gaji yang dibayarkan ke mereka. Karena tak pernah, saat dapat bonus saya bilang Anda semua harus bayar pajak, semua kaget. Apalagi waktu itu pajak masih 35 persen, belum turun seperti sekarang 30 persen. Semua terpukul. Terpotong besar. Karena selama ini yang bayar pajak oleh perusahaan, kini harus bayar sendiri. Kini mereka merasa biasa membayar pajak itu. Ini kisah nyata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com