Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbak Tutut: Terima Kasih Pemerintah

Kompas.com - 02/07/2010, 18:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut berterima kasih kepada pemerintah, terutama Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar beserta jajarannya, yang dinilainya telah berlaku adil terkait dengan sengketa kepemilikan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).

Ucapan terima kasih Mbak Tutut itu disampaikan melalui kuasa hukumnya, Harry Ponto, di Jakarta, Jumat (2/7/2010).

"Bu Tutut menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terutama kepada menteri dan jajaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenhuk dan HAM), yang telah bekerja atas dasar prinsip kebenaran dan keadilan untuk semua," kata Harry.

Mbak Tutut, lanjut Harry, juga menghormati kewenangan dan independensi penegak hukum dan berharap kewenangan itu tidak dicederai oleh pihak lain.

Seperti diketahui, Mbak Tutut bersengketa dengan konglomerat media Hary Tanoesoedibjo terkait dengan kepemilikan 75 persen saham TPI.

Pihak Mbak Tutut menuding Hary Tanoe, melalui PT Berkah Karya Bersama (BKB), mengambil alih kepemilikan saham TPI, yang dia miliki bersama grupnya secara tidak sah pada 18 Maret 2005.

Pada 8 Juni 2010, Kemenhuk dan HAM menerbitkan surat bernomor AHU.2.AH.03.04-114A, yang isinya mencabut surat keputusan Nomor C-07564.HT.01.04.TH.2005 tanggal 21 Maret 2005 mengenai pengesahan Akta TPI Nomor 16 tanggal 18 Maret 2005, akta yang memuat pengalihan saham Mbak Tutut dan grup ke PT BKB.

Hary Tanoe pada hari Rabu melaporkan keberadaan surat yang ditandatangani Plh Direktur Perdata Ditjen Administrasi Hukum Umum (AHU), Rike Amavita, itu ke Polda Metro Jaya karena dinilai janggal dan merugikan pihaknya.

Sementara itu, terkait dengan keinginan Hary Tanoe untuk bertemu Mbak Tutut secara langsung, Harry Ponto menilai pertemuan itu tidak ada urgensinya.

"Apa yang mau dibicarakan? Orang sudah dianiaya begitu. Kalau mau berdamai, mestinya ada hal baik yang disampaikan di depan, yang membuat orang tergugah untuk bicara," kata Harry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com