JAKARTA, KOMPAS.com - Konsumsi energi tahun 2009 amat dipengaruhi pertumbuhan ekonomi global. Hal ini ditandai oleh penurunan permintaan energi dunia pada saat kondisi ekonomi di berbagai negara mengalami kontraksi, dan terjadi peningkatan konsumsi energi ketika ekonomi sedang tumbuh.
Menurut Kepala Ekonom dan Vice President BP Plc, Christof Rühl, dalam acara paparan Analisis Statistik BP mengenai Energi Dunia 2010, Senin (12/7/2010), di Jakarta, pada tahun 2009 kondisi ekonomi global mengalami kontraksi 2 persen, dan konsumsi energi primer pun turun 1,1 persen. "Penurunan konsumsi ini pertama kali terjadi sejak 1982," ujarnya.
Konsumsi energi negara-negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) turun 5 persen, lebih tinggi daripada penurunan produk domestik bruto (PDB). Dibanding 10 tahun lalu, perekonomian OECD tahun lalu mengonsumsi energi lebih sedikit meski meski ekonomi mereka tumbuh 18 persen.
Pada periode sama, pertumbuhan ekonomi negara-negara non OECD tumbuh 75 persen, dan konsumsi energi meningkat 57 persen. Pertumbuhan energi tahun lalu terkonsentrasi di China dan India, di mana konsumsi meningkat 8,7 persen dan 6,6 persen. Tanpa India dan China, permintaan energi non OECD akan merosot, dan permintaan energi global akan turun 4 persen.
Group Chief Executive BP Tony Hayward, dalam sambutan tertulisnya, menyatakan, perkembangan energi tahun lalu didominasi oleh resesi global, dan pada tahun ini kondisi ekonomi mulai pulih. Data yang ada menunjukkan, perubahan pola konsumsi energi secara global itu mengindikasikan perubahan dalam jangka panjang.
Seiring penurunan konsumsi, harga energi merosot pada tahun lalu. Harga minyak mencapai 40 dollar AS per barel, dan kemudian meningkat secara bertahap sepanjang tahun setelah jumlah produksi minyak negara-negara penghasil minyak atau OPEC dipangkas lebih besar daripada penurunan konsumsi.
Sementara itu harga gas alam di pasaran pun turun tajam seiring penurunan konsumsi, dan dipengaruhi pengembangan sumber energi non konvensional di Amerika Serikat dan peningkatan pasokan gas alam cair (LNG). Adapun harga batubara yang se mpat merosot kini mulai membaik di sejumlah kawasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.