Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan BBM Bersubsidi Rumit

Kompas.com - 21/07/2010, 18:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat migas ITB Rudi Rubiandini menilai pembatasan BBM bersubsidi berdasarkan tahun cukup rumit untuk diterapkan di lapangan. Tujuan awal untuk membagikan subsidi dengan tepat sasaran dengan mengatur mobil-mobil keluaran 2005 ke atas tak boleh menggunakan Premium akan sulit tercapai.

"Kalau diterapkan, penerapannya sangat sulit. Gimana pelaksanaannya di SPBU? Itu kan harus melibatkan polisi. Repot bagi petugas SPBU untuk mengecek mesin-mesin 2005 ke atas. Akan sangat sulit," tuturnya, Rabu (21/7/2010).

Rudi mengusulkan pengaturannya melalui pendekatan teknologi. Bukan hanya dikenakan untuk mobil keluaran tahun 2005 ke atas tapi justru mulai dari keluaran tahun 2000 karena menggunakan injection dan membutuhkan oktan yang tinggi.

Dengan demikian, petugas SPBU bisa lebih sederhana bekerja. Masyarakat, lanjutnya, sudah cukup pintar untuk memperoleh BBM bersubsidi jika mau. Mereka yang sebenarnya tidak berhak bisa saja membeli BBM bersubsidi dengan mobil lama, lalu dipindahkan ke mobil baru di rumah. Selain pendekatan sejak tahun 2005, Rudi justru menantang agar pemerintah berani menaikkan semua harga BBM.

Hanya saja, dana subsidi dialokasikan secara khusus kepada masyarakat menengah ke bawah. "Kalau mau naik, naikkan saja semua. Tapi uang subsidi selama ini dikembalikan pemerintah, misalnya pajak motor dibebaskan, mobil plat kuning pajaknya juga dibebaskan. Jadi tepat sasaran," tambahnya.

Menurut Rudi, rencana pembatasan BBM bersubsidi saat ini hanya berupa strategi patgulipat dan merepotkan. "Tapi memang kalau menaikkan BBM, berat. Politik bayarannya. Tapi kalau mau bener ke depannya, ya harus berani," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com