Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meretas Jiwa "Entrepreneur" TKI Hongkong

Kompas.com - 16/08/2010, 07:41 WIB

Acara yang baru pertama kali digelar khusus untuk para TKI ini merupakan gagasan dan buah kerja sama Universitas Ciputra Entrepreneurs Center (UCEC) dengan Balai Besar Peningkatan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (BBPT Kemennakertrans) RI dan KJRI Hongkong.

Menurut Agung Waluyo, Direktur Pendidikan UCEC, niat para TKI mengubah nasibnya terlihat dari minat mereka mengikuti acara yang berlangsung sehari penuh tersebut. Semula target peserta 150 orang. Namun, ternyata peminatnya melonjak drastis menjadi 230 orang.

Selain itu, dari daftar isian biodata peserta pelatihan yang dibagikan dan dikumpulkan sebelum acara dimulai, ternyata lebih dari 90 persen mereka menjawab ingin balik ke Indonesia dan berwirausaha atau menjadi pengusaha.

Melihat kenyataan itu, miris rasanya mengetahui tekad dan harapan mereka tanpa disertai pengetahuan kewirausahaan. Presiden Direktur UCEC Antonius Tanan mengatakan, meraih mimpi menjadi pengusaha skala menengah dan kecil tak sekadar memiliki modal dan tekad, tetapi lebih dibutuhkan suatu pengetahuan kewirausahaan.

”Tanpa terlatih kewirausahaan, risiko kegagalan tinggi sekali untuk mencapai impian tersebut,” kata Antonius dalam acara itu.

Kreatif

Cindy, yang 11 tahun menjadi TKI di Hongkong, mengaku, selama ini dia hanya mengenal kewirausahaan sebatas usaha dan berdagang. TKI asal Madiun itu rela bertahun-tahun meninggalkan kampung halamannya guna menghidupi anak, suami, ayah, ibu, bahkan adik-adiknya. Dia ingin sekali mengubah hidupnya. Akan tetapi, dia sama sekali tidak mengerti secara pasti bagaimana cara membuat konsep dan mengembangkan ide membuka usaha sebagai bekal masa depan.

Dia bersama rekan TKI lainnya mengakui pernah mendapat pelatihan usaha bidang kecantikan, menjahit, dan memasak. Namun, pelatihan yang mereka dapat hanya berupa pengetahuan dasar keterampilan semata. Pengetahuan kewirausahaan yang sesungguhnya hampir tidak ada sehingga membuat mereka merasa takut dan khawatir membuka usaha.

Padahal, dari sisi pendapatan, minimal mereka punya tabungan modal 895 dollar Hongkong atau sekitar Rp 1,02 juta sampai Rp 1,06 juta. Jumlah itu sekitar 25 persen dari upah mereka setiap bulan yang 3.580 dollar Hongkong atau Rp 4,1 juta.

Saat tampil dalam penyuluhan, Antonius memberikan pencerahan kepada para TKI bahwa kewirausahaan bukanlah pedagang. Namun, mereka yang memiliki semangat untuk kreatif, inovatif, berani mengambil risiko, serta mampu mengubah sampah menjadi emas. Bahwa pengetahuan kewirausahaan dan jiwa entrepreneur ini tidak hanya dibutuhkan oleh dunia pendidikan, tetapi juga diperlukan para tenaga kerja sebelum berangkat menjadi TKI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com