Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meretas Jiwa "Entrepreneur" TKI Hongkong

Kompas.com - 16/08/2010, 07:41 WIB

”Setelah bekerja bertahun-tahun, para TKI tak akan kembali menjadi tenaga kerja lagi. Mereka nantinya menjadi pelaku usaha di negeri sendiri,” ujar Antonius yang juga sebagai penyusun silabus dan mengembangkan entrepreneur dalam pendidikan Indonesia itu.

Antonius meyakini, TKI dapat pergi dan pulang dengan kondisi berbeda atau dapat memperbaiki kehidupan dan masa depan keluarga ke arah yang lebih baik. Apalagi, mereka yang telah bekerja lebih dari lima tahun di Hongkong tentu punya tambahan pengetahuan. Mulai dari penguasaan teknologi, kebiasaan hidup teratur, disiplin, dan semangat tinggi bekerja (seperti ritme kehidupan orang Hongkong), serta menguasai bahasa Inggris dan China Kanton hingga budaya makanan.

”Itu peluang emas yang dapat dikembangkan menjadi bisnis. Bekal yang sudah dimiliki ini tinggal dipoles dengan pengetahuan kewirausahaan sehingga menghasilkan suatu usaha yang lebih kreatif dan inovatif dan tak kalah bersaing dengan usaha serupa lainnya,” kata Antonius.

Selama sehari penuh itu, para TKI antusias mengikuti penyuluhan dan pelatihan yang lebih banyak berlangsung dengan dialog interaktif, bukan monoton teori. Secara bergantian Antonius dan Agung memberikan penyuluhan dan pelatihan bagaimana melirik suatu peluang usaha dan memberikan sentuhan kreativitas dan inovasi atas usaha tersebut.

Para TKI juga mendapat kesempatan tampil untuk merencanakan suatu peluang usaha yang dapat dibangun di kampung halaman masing-masing. Mereka juga berkesempatan mengutarakan bentuk kreativitas dan inovasi untuk digunakan agar usaha yang dibangun tersebut bisa tampil beda sehingga tidak kalah bersaing dengan usaha serupa dari pelaku usaha lainnya.

Mereka pun berlomba-lomba tampil ke depan untuk berbicara peluang usaha yang berpotensi dibangun di daerahnya dan bentuk kreativitas dan inovasi yang tepat untuk usaha tersebut. Ruangan Ramayana di KJRI, tempat acara berlangsung, menjadi penuh sesak karena tidak ada satu TKI pun yang beranjak dari ruangan itu hingga acara selesai pada sore hari. Seusai acara juga masih banyak TKI yang tinggal untuk berdialog lagi dengan Antonius dan Agung.

Theresia Avelia S (38), yang selama 13 tahun menjadi TKI di Hongkong, mengakui, meski hanya sehari, penyuluhan dan pelatihan kewirausahaan itu sangat bermanfaat sebagai bekal pulang ke Indonesia. Apalagi, dia berhasil mengumpulkan modal uang dari sisa upah yang dikirim ke kampung halamannya mencapai angka 10 digit.

”Kini mata saya terbuka. Saya tak perlu ragu-ragu lagi pulang dan menetap ke Indonesia. Juni tahun depan saya tak akan memperpanjang lagi kontrak kerja,” ujar Theresia.

Theresia bertekad, uang hasil jerih payahnya selama ini menjadi modal membuka usaha di kampung halaman saya. ”Kalau tidak ada pencerahan seperti ini, bisa-bisa uang modal ini habis karena salah kelola,” ucap Theresia yang memiliki suami seorang guru dan anak usia 19 tahun di Indonesia.

Proyek percontohan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com