Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Pembangkit Listrik Skala Kecil

Kompas.com - 22/08/2010, 13:14 WIB

"Nah, sumber tenaga air dan angin yang digunakan industri kecil dan masyarakat di desa-desa biasanya menghasilkan putaran yang rendah. Maka itu, alternator permanen magnet ini cocok untuk penggunaan di desa-desa dan industri kecil karena bisa menghasilkan energi listrik dengan putaran rendah," terang Nana.

Sama halnya dengan pembangkit listrik kincir angin dan mesin bio diesel, alternator permanen magnet mampu menghasilkan enegri piko hidro sebesar kurang dari 10.000 watt.

Khusus untuk turbin air kaplan, menurut Nana, mampu menghasilkan energi yang paling besar dibanding ketiga pembangkit sebelumnya. Turbin air kaplan yang prototipenya tercipta sejak akhir 2009 kemarin ini mampu menghasilkan energi mikro hidro di atas 10.000 watt.

Turbin air ini dikembangkan dengan head rendah dari turbin air jenis kaplan. Turbin air ini dirancang untuk ketinggian air 8-15 meter, dengan debit 3 m3/detik. Dengan diameter 1.750 mm dan panjang 2.350 mm serta diameter runner 900 mm dan poros runner mampu mengjasilkan putaran 570 rpm. "Alternator putarannya sebesar 750 rpm. Kapasitas tenaga listrik yang dihasilkannya sebesar 300 kVA," ujar Nana.

Dari keempat jenis pembangkit listrik skala kecil tersebut, Nana mengakui hingga saat ini memang belum ada pengembangan secara massal. Balai Besar Logam dan Mesin Kementerian Perindustrian memang baru menciptakan prototipe untuk selanjutnya dikembangkan oleh kelompok swasta yang berminat. "Peminatnya sebenarnya cukup tinggi dari kalangan swasta. Cuma memang saat ini kami tidak bisa memproduksi secara massal untuk didistribusikan kepada masyarakat di pedesaan dan industri kecil," kata dia.

Keempat jenis pembangkit listrik tersebut, menurut Nana, terus dikembangkan secara internal sambil terus menyosialisasikan kepada kelompok swasta dan masyarakat. "Jadi siapa yang berminat bisa langsung ke Balai Besar Logam dan Mesin untuk kita kembangkan bersama," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com