Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Cermati Potensi Krisis Ekonomi Dunia

Kompas.com - 15/10/2010, 15:21 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) akan terus mencermati perkembangan krisis ekonomi di berbagai negara agar tidak menyeret Indonesia ke dalam krisis yang sama, demikian Gubernur BI Darmin Nasution dalam upacara serah terima jabatan Kepala Perwakilan BI di Gedung KJRI New York, Kamis (14/10/2010) waktu setempat.

Jabatan Kepala BI New York diserahkan dari Lucky Fathul Aziz Hadibrata kepada penggantinya, Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono.

Darmin mengingatkan bahwa krisis ekonomi tidak selalu berasal dari dalam negeri tapin juga bisa dari negara paling maju, seperti tahun-tahun ini dialami Amerika Serikat dan Eropa.

"Malah sekarang ada negara, yang karena skalanya, masuk ke dalam kategori sistemik berpotensi untuk membuat negara lain juga ikut terseret ke dalam krisis," kata Darmin.

Darmin menganggap perwakilan BI di luar negeri memiliki peranan besar untuk mencegah Indonesia terseret ke dalam krisis. "Ini adalah perkembangan-perkembangan baru sehingga kantor perwakilan kita menjadi sangat penting peranannya untuk mengikuti apa yang sedang terjadi," kata Darmin.

Selain puluhan perwakilan di Indonesia, saat ini BI memiliki empat kantor perwakilan di luar negeri yaitu di New York, London, Tokyo dan Singapura.

Kantor-kantor perwakilan di luar negeri tersebut antara lain bertugas memantau dan menganalisa isu strategis, terutama yang terkait dengan regulasi serta kebijakan ekonomi dan moneter yang dikeluarkan oleh pemerintah dan bank sentral di negara yang bersangkutan.

Wilayah kerja Kantor Perwakilan BI New York mencakup Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Argentina dan Brazil.

Upacara serah-terima jabatan Kepala Kantor Perwakilan BI-New York juga dihadiri Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal dan Duta Besar RI untuk PBB di New York, Hasan Kleib.

Dino menekankan pentingnya Indonesia sebagai emerging economy (negara berperekonomian sedang tumbuh) untuk membuka hubungan dengan negara-negara emerging economy lainnya. "Yang masih kurang dipicu adalah membangun link dengan negara-negara seperti Brazil, Afrika Selatan, Turki, India. Pola hubungannya masih kurang," kata Dino.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com