Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengubah Kantong Plastik Jadi Duit

Kompas.com - 17/10/2010, 14:55 WIB

Pinjaman itu digunakan untuk keperluan membuka usaha mulai dari menyewa lahan di desa Ciganiti, Buah Batu, Bandung, membeli mesin pencacah plastik, menyewa mobil bak pengangkut, hingga menggaji 15 tenaga kerja.

"Sisanya untuk modal kerja yakni untuk membeli sampah kantong kresek yang harganya Rp 1000 perkg," kata Beni Chandra.

Aktivitas usahanya berlangsung setiap hari selama delapan jam dan dalam jangka waktu dua hari, usaha Beni mampu memproduksi 1,5 ton biji plastik.

Ia tak kesulitan menjual barang produksinya sebab banyak distributor dan pabrik plastik di kawasan industri Cicahem, Cimahi, sangat membutuhkan pasokan bahan baku daur ulang plastik.

Mereka siap menampung produksi Beni dan mematok harga tinggi Rp 3.000 per kg biji plastik. Alhasil Beni berpenghasilan minimal Rp 4,5 juta/bulan setelah dikurangi biaya operasional termasuk menggaji 15 karyawan rata-rata Rp 700.000 perorang. Pinjaman pada sang dosen dalam waktu relatif singkat berhasil dilunasinya.

Itu baru tahap awal, sebab kini kantong kresek sang fisikawan terus menjadi buruan para distributor dan pabrik plastik yang memerlukan pasokan bahan baku. Beni sempat kewalahan, modal yang terlampau pas-pasan membuatnya sulit memenuhi order yang terus menggunung.

KUMKM

Namun Beni Chandra tak pernah berdiam diri untuk mempertahankan kelanjutan usahanya. Tekad kuat itulah yang membuatnya kemudian menemukan jalan keluar. Tangan Tuhan pun bekerja. Inilah bentuknya: pemerintah melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM mengucurkan dana bergulir melalui PT Sarana Jabar Ventura untuk usahanya.

Kembali dana operasional disuntikkan. Dana pinjaman sebesar Rp 175 juta digunakannya untuk mengekspansi usaha mulai dengan membeli mesin peleburan plastik, mesin pembersih, mesin pembilas, mesin pengering, hingga menambah kapasitas instalasi listrik.

Kini, Beni Chandra memiliki empat mesin pemroduksi biji plastik dan mempekerjakan 15 tenaga kerja. Itu memungkinkannya mampu memasok lebih banyak pabrik plastik daur ulang meski belum sepenuhnya dapat memenuhi pasokan bahan baku yang mereka pesan. Laba bersih dari usahanya kini mencapai lebih dari Rp 12 juta perbulan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com