Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wonder Woman Pun Peduli Dengan Keluarganya

Kompas.com - 11/11/2010, 08:12 WIB

Oleh Hermawan Kartajaya (Founder & CEO, MarkPlus, Inc)
Bersama Nastiti Tri Winasis (Chief Operations, MarkPlus Insight)

KOMPAS.com - Hasil riset yang dilakukan MarkPlus Insight pada pertengahan 2010 terhadap sebanyak 1.301 responden perempuan, semua responden sepakat bahwa peran keluarga begitu penting bagi mereka. Keluarga merupakan place to share all of problems and joys (26,5 persen), place for everything in life (19,8 persen), dan a place to devote an affection (11,9 persen), the most valuable thing (10,4 persen).

Begitu besarnya peran keluarga bagi perempuan membuat sebanyak 23,2 persen perempuan yang disurvey mengaku khawatir jika tersisih dari keluarga mereka. Lalu, mengapa keluarga begitu penting bagi perempuan? Mengapa rata-rata perempuan sangat peduli dengan keluarga mereka?

Coba kita lihat fenomena sederhana yang terjadi sehari-hari. Hampir semua aktivitas di waktu luang yang dilakukan oleh perempuan – apalagi jika mereka telah menikah dan mempunyai anak – umumnya melibatkan anggota keluarga. Mulai dari jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, mengunjungi keluarga besar, melakukan hobi, hingga menonton TV. Bahkan, perempuan single yang hidup soliter pun masih butuh untuk memperhatikan keluarga besar mereka. Mengapa perempuan tidak bisa dipisahkan dengan ’lingkaran’ keluarganya?

Perempuan, apalagi yang telah menikah dan memiliki anak alias ’Ibu’ menurut Der Stepanos Dingilian adalah ’a person in whom life receives a form suitable for living in this world. It means that a person is alive and functioning physically and spiritually. It means that a person hungers for physical food - breakfast, lunch, and dinner. It also means that a person hungers for the spiritual nourishment - loving others and being loved by them, establishing intimate, committed and growing relationships, appreciating culture and nature, and most of all – loving and worshipping the Creator. All these begin to take shape and grow in the person of the mother”.

Seorang Ibu hampir bisa dipastikan selalu mengidentifikasi kebutuhan keluarga lebih dari sekedar kepentingan pribadi. Bahkan, untuk hal yang semestinya bisa dilakukan berpartner dengan pasangannya, misalnya urusan pendidikan anak, ternyata dipikirkan praktis ‘hanya’ oleh perempuan. Banyak fenomena menarik di sekitar kita, jika kita jeli mengamati, bahwa perempuan umumnya membeli produk bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain (keluarga, pasangan, bahkan sahabat atau teman). Kepedulian yang tinggi ini telah mendudukkan perempuan pada posisi khusus di dunia pemasaran.

Kedekatan perempuan single dengan keluarga besarnya telah menumbuhkan perasaan toleransi terhadap sesama, menumbuhkan sisi keibuan mereka, selalu untuk mencoba loyal dan berangan-angan bisa mencapai suatu keseimbangan hidup. Sementara bagi perempuan menikah, kedekatan hubungan dengan keluarga inti mereka dimaknai sebagai keharmonisan, keseimbangan, toleransi dan keinginan yang tinggi. Bagi perempuan yang merupakan orang tua tunggal atau single parent, kedekatan hubuingan dengan keluarga inti mereka (baca: anak-anak mereka) merupakan wujud dari kebersamaan, keseimbangan, kesejahteraan dan toleransi.

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa, ‘Being a mother is the hardest job of all. It’s easier to be a doctor than a mother. Being a mother is a 24/7/365 job forever’. Begitulah kepedulian perempuan pada keluarganya selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu dan 365 hari setahun, keluarga akan selalu membayang-bayangi kehidupan perempuan.

Cinta adalah penggerak kepedulian perempuan kepada keluiarganya. Cinta menimbulkan kebahagiaan, dan kebahagiaan itu bukanlah suatu kemewahan melainkan kebutuhan. Perasaan diakui dan bermanfaat bagi keluarganya akan memunculkan rasa percaya diri pada perempuan. Rasa percaya diri mendorong perempuan untuk secara terus-menerus mengaktualisasikan dirinya.
Banyak survey yang membuktikan bahwa kebahagiaan bagi perempuan mempunyai perspektif ‘keseimbangan’. Studi terhadap beberapa perempuan yang dilakukan di berbagai kota menunjukkan bahwa kebahagiaan bagi mereka adalah “fleksibilitas dan keseimbangan”, “menjadi panutan bagi keluarga karena bisa melakukan pekerjaan domestik sekaligus publik, sementara keluarga tetap stabil”, “menjadi orang yang sukses baik di dalam rumah maupun di pekerjaan”; “pemenuhan kebutuhan sebagai seorang ibu, pekerja, istri, sekaligus pribadi”, dan sebagainya.

Wonder Woman, tokoh pahlawan perempuan dalam serial Batman hampir selalu dikaitkan dengan dominasi perempuan yang seolah-olah bisa ‘merampas’ peran laki-laki. Perempuan yang ‘mumpuni’ di sektor domestik sekaligus publik biasanya akan dijuluki Wonder Woman. Tapi tahukah Anda bahwa kebanyakan perempuan ‘perkasa’ yang dijuluki Wonder Woman tersebut sebenarnya selalu butuh suntikan energi dari keluarga? Ya, keluarga merupakan sumber inspirasi dan energi bagi perempuan.

Kebahagiaan hakiki bagi perempuan adalah ketika mereka merasa kehidupannya bermakna, baik bagi dirinya maupun bagi keluarganya. Hal ini sedikit berbeda dengan laki-laki yang meskipun merasa mencintai keluarga, tetapi mereka tetap merasa bahwa tempat mereka adalah di sektor publik. Sementara keluarga akan menjadi terminal bagi perempuan untuk selalu kembali dan kembali. I will do anything for my family’s happiness and wellness. Demikian keinginan perempuan bagi keluarganya.

--------------
Artikel ini ditulis berdasarkan analisa hasil riset sindikasi terhadap hampir 1300 responden perempuan di 8 kota besar di Indonesia, SES A-D, Usia 16-50 tahun, yang dilakukan bulan Mei - Juni 2010 oleh MarkPlus Insight berkerjasama dengan Komunitas Marketeers.

Tulisan 21 dari 100 dalam rangka MarkPlus Conference 2011 “Grow With the Next Marketing” Jakarta, 16 Desember 2010, yang juga didukung oleh Kompas.com dan www.the-marketeers.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com