Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

In Time, On Time, dan Over Time

Kompas.com - 22/11/2010, 16:00 WIB

Oleh Hermawan Kartajaya (Founder & CEO, MarkPlus, Inc)
Bersama Putu Ikawaisa Mahatrisni (Senior Research Executive, MarkPlus Insight)

KOMPAS.com - Pada suatu acara mengenai perempuan, ditanyakan apa yang menjadi keinginan perempuan terhadap pasangannya. Salah satu perempuan cantik dalam ruangan tersebut menjawab ,“Saya tidak suka jika pasangan saya terlambat.Kalau on time itu sebenarnya biasa saja, tapi kalau pasangan saya bisa in time menurut saya dia akan sangat istimewa.” Apakah yang dimaksud dengan ‘in Time’ disini? Setelah digali lebih jauh, ternyata in time adalah ungkapan jika berjanji untuk datang, datanglah sebelum jam yang dijanjikan.

Keluhan yang sering didengar adalah perempuan selalu tidak bisa mengatur waktu. Jika pergi, demi untuk tampil cantik, mereka rela terlambat selama mereka bisa tampil maksimal dalam sebuah acara. Seiring dengan berjalannya waktu dan pendidikan yang semakin baik, perempuan semakin menghargai waktu. Karena mereka berharap bahwa pasangannya bisa in time, maka supaya mereka bisa tampil maksimal tanpa terlambat, perempuan rela untuk bangun lebih pagi atau berdandan lebih awal. Pengorbanan ini dianggap sepadan dengan hasil yang akan mereka peroleh.

Tepat waktu dianggap merupakan kebiasaan baik yang wajib diajarkan ibu kepada anak. Namun, bagaimana kita menjaga waktu supaya tidak terlambat untuk hadir dalam satu acara dianggap merupakan pendidikan kesopanan tersendiri. Bagi perempuan, baik juga kalau usaha untuk menghargai waktu ditanamkan pada anak-anak sehingga mereka paham mahalnya waktu yang mereka miliki.
Masalah ketepatan dan menjaga waktu ini, ternyata menjadi bagian dari trust yang diinginkan oleh perempuan. Bagi perempuan,trustmerupakan hal yang sangat penting dan menjadi awal koneksi perempuan dengan satu produk atau jasa. Jika suatu merek atau produk bisa memberikan layanan melebihi ekspektasi perempuan,dengan sangat mudah mereka akan menaruh kepercayaan mereka pada merek atau produk tersebut.

Seringkali, suatu merek atau produk tidak melakukan koneksi dengan mengirimkan layanan yang diinginkan dengan tepat waktu. Jika ada produk yang berhasil memberikan layanan yang lebih cepat dari yang dijanjikan, tidak saja mereka akan memperoleh kepercayaan konsumen, promosi gratis pun akan menjadi bonus mereka. Dengan berkembangnya media sosial, bukan tidak mungkin perkembangannya komunikasi yang terjadi akan sangat cepat dan kita tidak akan pernah bisa membayangkan kecepatannya.

Harap berhati-hati juga, apabila kita tidak menepati janji. Efek yang kita peroleh adalah bad word of mouth yang akan menyebar dengan kecepatan yang jauh lebih dahsyat daripada jika kita memberikan layanan tepat waktu. Di semua segmen perempuan baik perempuan lajang, menikah, maupun tidak berpasangan, memiliki isuanxiety yang terhubung dengan trustworthiness, dimana secara total disebutkan oleh 9 persen perempuan dari survei terhadap 1.300 responden di delapan kota. Kepercayaan ini tentunya dihasilkan oleh pemahaman pentingnya janji dan kemauan untuk menepatinya.

Bagi perempuan, sangat penting bagi mereka untuk tahu bahwa mereka bisa mengandalkan merek atau produk mereka saat diperlukan. Dengan memosisikan diri sebagai merek atau produk favorit perempuan, maka anxiety ini tidak boleh dilupakan. Melakukan koneksi dengan perempuan, melalui delivery yang cukup diperhitungkan dan melebihi harapan yang ada akan memberikan mereka keamanan sekaligus kepercayaan yang tinggi. Semakin terpercaya suatu merek atau produk karena kemampuan mereka untuk menepati janji, mereka akan merasa memperoleh kenyamanan dan kemudahan dalam menggunakan merek atau produk kita.

Max DePree mengatakan ‘Earning trust is not easy, nor is it cheap, nor does it happen quickly. Earning trust is hard and demanding work. Trust comes only with genuine effort, never with lick and a promise’. Sama halnya dengan mengambil hati perempuan, dengan trustworthiness pemasar tidak saja mendapatkan kuantitas pembelian, namun juga kepercayaan dan sekali lagi komunikasi gratis. Sebab itu, jangan pernah over time. Jika bisa in time kenapa harus on time?


-------------------
Artikel ini ditulis berdasarkan analisa hasil riset sindikasi terhadap hampir 1.300 responden perempuan di delapan kota besar di Indonesia, SES A-D, Usia 16-50 tahun, yang dilakukan bulan Mei - Juni 2010 oleh MarkPlus Insight berkerjasama dengan Komunitas Marketeers.

Tulisan 27 dari 100 dalam rangka MarkPlus Conference 2011 “Grow With the Next Marketing” Jakarta, 16 Desember 2010, yang juga didukung oleh Kompas.com dan www.the-marketeers.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com