Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cermin untuk Pak Beye

Kompas.com - 26/11/2010, 20:21 WIB

KOMPAS.com- Mungkin tidak banyak orang tahu bahwa di Istana Presiden terdapat banyak sekali cermin. Dan, rata-rata cermin-cermin yang terpasang di tiap sudut Istana itu ukurannya cukup besar.

Sayangnya, cermin-cermin itu dipasang cukup tinggi, sehingga tidak dapat digunakan untuk berkaca. "Sayangnya cerminnya tidak bisa untuk mengaca. Padahal kita punya banyak kasus, peristiwa yang membuat kita harus banyak bercermin," kata Wisnu Nugroho, penulis buku Pak Beye dan Kerabatnya saat peluncuran bukunya di Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (26/11/2010).

Perihal cermin Istana yang tidak dapat digunakan untuk berkaca meskipun berukuran besar tersebut, merupakan sebagian informasi sederhana yang tidak banyak diketahui orang. Wisnu sebagai wartawan Kompas yang aktif meliput di Istana pada 2004-2009 itu membagi cerita sisi lain kehidupan presiden dalam empat seri bukunya.

Kali ini, dalam buku Pak Beye dan Kerabatnya yang merupakan buku ketiga, Wisnu yang biasa disapa Inu menceritakan hubungan orang nomor satu di Indonesia itu dengan orang sekitarnya, termasuk keluarga, pembantunya, dan para pengusaha yang sering datang ke Istana.

Kembali ke cermin, menurut Inu, Pak Beye mungkin memang takut bercermin. Mungkin, kata Wisnu, SBY takut melihat bayangan dirinya dalam cermin yang tidak segagah saat dia menjadi Kapten. Pasalnya, SBY pernah menceritakan kegelisahannya akibat berat badannya yang bertambah.

"Pak Beye pernah bilang cemas dengan berat badannya dan ubannya," tutur Inu. Di sela-sela pertemuannya dengan pewarta, menurut Inu, Presiden SBY yang dalam tulisan-tulisan Inu selalu disebut Pak Beye pernah mengaku senang ketika berat badannya turun.

Biasanya berat badan Pak Beye turun saat Indonesia sedang diguncang berbagai isu. Seperti pada waktu isu skandal Bank Century memanas. "Waktu Century, dia (SBY) bersyukur berat badannya turun. Kalau masalah sendang sulit, berat badannya turun, tapi ubannya tambah," ungkap Wisnu disusul tawa para pengunjung yang hadir dalam peluncuran bukunya itu.

"Karena Pak Beye suka makan tahu Sumedang. Dia kalau makan tak hanya satu. Biasanya sekali disajikan itu sembilan tahu, yang dimakan tujuh dalam sekali makan," papar Wisnu.

Menarik bukan? Jika Anda tertarik mengetahui lebih banyak sisi lain Pak Presiden? Beli saja bukPak Beye dan Kerabatnya yang sudah tersedia di berbagai toko buku di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com