Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan BBM Subsidi Dorong Inflasi

Kompas.com - 29/11/2010, 10:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembatasan konsumsi bahan bakar minyak  subsidi mengancam laju inflasi tahun depan. Badan Pusat Statistik memperkirakan kebijakan yang berlaku mulai tahun depan itu akan memecut inflasi hingga 8 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan, pembatasan BBM subsidi memberikan pengaruh yang besar pada kenaikan harga barang. Berdasarkan perhitungan BPS, bobot pengaruh penggunaan angkutan terhadap inflasi sebesar 4,3 persen.

Angkutan yang dimaksud adalah angkutan darat dalam kota, lintas antarkota, dan angkutan udara, sedangkan bobot angkutan kota saja hanya sebesar 2,9 persen. Namun, Rusman mengatakan, pengaruh angkutan itu tidak akan berhasil apabila tidak terkena pembatasan konsumsi BBM subsidi.

Adapun bobot pengaruh angkutan pribadi terhadap inflasi sebesar 3 persen. Rusman menghitung, seandainya hanya 1,5 persen yang menggunakan BBM subsidi dan sisanya 1,5 persen menggunakan BBM nonsubsidi dengan disparitas harga sekitar Rp 2.000, maka pengaruh terhadap inflasi sebesar 0,6 persen. "Tetapi, kami belum tahu berapa besar rumah tangga yang menggunakan BBM subsidi atau tidak," ujar Rusman kepada KONTAN, Minggu (28/11/2010).

Asal tahu saja, pemerintah akan memberlakukan pembatasan konsumsi BBM subsidi mulai tahun depan. Bagaimana teknis pelaksanaannya, pemerintah masih harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan DPR. (Irma Yani/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

    Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

    Work Smart
    BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

    BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

    Whats New
    Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

    Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

    Whats New
    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

    Spend Smart
    SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

    SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

    Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

    Whats New
    Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

    Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

    Whats New
    IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

    IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

    Whats New
    Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

    Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

    Whats New
    Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

    Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

    Whats New
    Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

    Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

    Whats New
    Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

    Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

    Whats New
    Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

    Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com