Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuangan Pertamina Akan Membaik

Kompas.com - 04/12/2010, 03:16 WIB

Jakarta, Kompas - Pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi pada 1 Januari 2011 diharapkan akan menghentikan masalah arus kas yang selama ini membebani keuangan Pertamina. Pada saat Pertamina harus menyalurkan BBM bersubsidi secara menyeluruh untuk seluruh jenis kendaraan, kerap terjadi keterlambatan pembayaran margin keuntungan selama beberapa bulan sebesar Rp 2 triliun.

”Selama ini banyaknya BBM bersubsidi yang harus disalurkan Pertamina tidak identik dengan keuntungan perusahaan. Bahkan, ada kecenderungan volume BBM bersubsidi selalu membengkak. Seperti tahun 2010 yang naik dari 36,5 juta kiloliter (kl) menjadi 38 juta kl. Ini malah menjadi masalah karena menyebabkan pembengkakan defisit,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar di Jakarta, Jumat (3/12). Menurut Mustafa, dengan berkurangnya BBM bersubsidi yang harus disalurkan oleh Pertamina, risiko keterlambatan pembayaran margin keuntungan semakin hilang. Ini terutama karena pembatasan BBM bersubsidi akan diikuti kebijakan-kebijakan baru yang menyesuaikan dengan program tersebut.

Pada tahun 2010, pagu volume BBM bersubsidi dalam APBN Perubahan (APBN-P) 2010 ditetapkan 36,5 juta kl, dengan anggaran subsidi yang disediakan Rp 88,9 triliun. Akan tetapi, terjadi pembengkakan menjadi 38 juta kl, tetapi dengan anggaran subsidi BBM yang sama. Sementara itu, pagu volume BBM bersubsidi tahun 2011 ditetapkan 38,5 juta kl, dengan anggaran subsidi Rp 95,9 triliun, termasuk subsidi untuk BBM, gas alam cair, dan bahan bakar nabati.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi, Jumat, menegaskan, pihaknya menilai ada unsur ketidakadilan yang merugikan konsumen terkait rencana pembatasan BBM bersubsidi secara bertahap ini.

”Ini karena pemerintah tidak punya konsep dan tidak punya nyali terkait pengurangan subsidi BBM. Akibatnya, pengguna kendaraan di Jabodetabek yang dikorbankan,” kata Tulus.

Pengamat migas Pri Agung Rakhmanto menilai, pemerintah sebaiknya menyiapkan infrastruktur SPBU dulu daripada menerapkan kebijakan setengah-setengah. Menurut Pri Agung, penghematan 500.000 kl dari pembatasan di wilayah Jabodetabek tidak signifikan dibandingkan dengan dampak sosial ekonomi yang muncul. ”Lebih baik pemerintah memberantas penyelundupan dan penyalahgunaan BBM yang mencapai 800.000 kl setahun,” kata Pri Agung.

(DOT/OIN)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com