LIWA, KOMPAS.com — Produksi kakao di sejumlah sentra penghasil kakao di Lampung turun drastis dalam setahun terakhir ini. Ganasnya serangan penyakit busuk buah menjadi pemicunya.
Kemunculan serangan penyakit busuk buah pada kakao ini dikeluhkan oleh para petani dan pengumpul kakao di Semaka, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Wilayah ini merupakan salah satu penghasil kakao terbesar di Lampung.
Gitu (51), petani kakao dari Desa Sukaraja, Semaka, Rabu (8/12/2010), mengatakan, penyakit kakao yang dipicu jamur Phytophtora palmivora itu menyebabkan produktivitas tanaman-tanaman kakaonya menurun drastis, hingga lebih dari 75 persen.
"Biasanya sebatang pohon dapat 50 buah. Sekarang ini rata-rata dapat 23 buah saja," keluh dia. Akibatnya, produksi kakao pun anjlok dari rata-rata 1,5 kuintal per hektar menjadi hanya 25 kg per hektar.
"Sekarang ini lagi paceklik. Padahal, kakao ini kan sebelum-sebelumnya tidak kenal lat (musim). Sekarang ini, musim-musim panennya," ujar Gitu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.