Untuk itu, dia setuju jika pemerintah mengambil langkah nasionalisasi PT Inalum. Pengelolaannya dilakukan banyak sumber daya manusia yang mampu.
Sementara itu, Effendi mengatakan, PT Inalum telah berupaya memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia meskipun itu belum maksimal. Di bidang pemberdayaan ekonomi rakyat, misalnya, PT Inalum menyalurkan dana pinjaman Rp 977 juta kepada 528 orang dalam kurun 2004- 2007. PT Inalum juga memberikan beasiswa kepada 2.500-5.325 siswa setiap tahun.
Namun, lanjutnya, keuangan PT Inalum tidak begitu bagus. Pada tahun 2003, PT Inalum mengalami defisit 1,2 miliar dollar AS, sementara pada tahun 2009 sisa defisit tersebut masih mencapai 72 juta dollar AS.
Menurut Suryawirawan, defisit atau tidaknya keuangan PT Inalum masih perlu dikaji oleh auditor independen. Untuk itu, pihaknya tengah menyiapkan tim teknis yang akan mengkaji bidang bisnis PT Inalum.
Fadly Nurzal setuju dengan itu. Keuangan PT Inalum diyakini tak defisit terus. Diduga ada ”permainan” di balik itu. ”Makanya harus diaudit oleh auditor independen,” katanya.