Jakarta, Kompas
Ada dua jenis obligasi yang ditawarkan, yakni seri A berjangka tiga tahun dengan bunga 8,875-9,625 persen dan obligasi seri B berjangka lima tahun dengan bunga 9,625-10,375 persen.
”Danareksa telah lima kali menawarkan obligasi dan belum sekali pun default, gagal bayar,” kata Presiden Direktur Danareksa Edgar Ekaputra, Selasa (21/12) di Jakarta, dalam pertemuan due diligence Obligasi V Danareksa.
Menurut Edgar, ada beberapa investor yang bertanya, mengapa Danareksa hanya menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar, bukan triliunan rupiah. ”Ya kebutuhannya hanya sebesar itu,” katanya.
Edgar menjelaskan, 66 persen dana yang dihimpun dari Obligasi V untuk membayar Obligasi IV Danareksa tahun 2009 sebesar Rp 200 miliar, yang jatuh tempo 14 April 2011, dan Obligasi III Danareksa tahun 2008 seri B sebesar Rp 130 miliar, yang jatuh tempo 20 Juni 2011.
Adapun 20 persen dari dana yang dihimpun, atau setara Rp 100 miliar, untuk modal awal bagi Danareksa Capital.
”Tiga bidang yang investasinya akan dikerjakan Danareksa Capital adalah energi yang terbarukan, pembangkit listrik, dan infrastruktur,” kata Edgar.
Untuk investasi di infrastruktur, menurut Edgar, dana yang dihimpun bukan hanya pada
Menurut ahli transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, pemerintah memang masih bicara investasi di bidang jalan tol.
”Hambatannya memang ada di pembebasan tanah, tetapi tetap unggul karena regulasi tol yang lengkap,” katanya.
Pelaku di sektor jalan tol relatif banyak, dan sebagian adalah perusahaan terbuka, seperti Jasa Marga, Citra Marga Nusaphala Persada, dan Bakrieland.
Sementara, kata Djoko, tidak ada perusahaan kereta api yang membuka peluang untuk investasi langsung. Padahal, di Amerika Serikat, orang terkaya di dunia, Waren Buffet, menginvestasikan uang di perusahaan kereta barang, Burlington Northern Sanfa Fe.