Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remitansi Besar, Perhatian Kurang

Kompas.com - 27/12/2010, 04:23 WIB

Jakarta, Kompas - Remitansi, atau kiriman uang, dari tenaga kerja Indonesia di luar negeri relatif besar dan menyumbang perekonomian daerah ataupun nasional. Namun, perhatian terhadap nasib tenaga kerja Indonesia itu masih rendah, tak sebanding dengan remitansi mereka.

Data Bank Dunia menunjukkan, remitansi dari buruh migran Indonesia pada kurun Januari- Oktober 2010 mencapai 9,1 miliar dollar AS.

Sementara data Bank Indonesia menunjukkan, sepanjang Januari-September 2010, jumlah remitansi dari tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sekitar 5,031 miliar dollar AS. Remitansi itu dikirimkan 427.681 TKI. Pada kurun waktu yang sama tahun 2009, remitansi mencapai 4,911 miliar dollar AS, dikirimkan oleh 479.024 orang.

Besarnya remitansi TKI itu, menurut Direktur Migrant Care Indonesia Anis Hidayah di Jakarta akhir pekan lalu, tidak diimbangi dengan perhatian terhadap mereka.

Ini setidaknya tampak dari pendataan terhadap TKI. Data di dinas tenaga kerja dan transmigrasi sebuah kabupaten, misalnya, menunjukkan, jumlah buruh migran dari wilayah tersebut hanya 10.000 orang. Namun, data bank penyelenggara remitansi mencatat ada 97.000 orang TKI yang mengirimkan uang ke wilayah itu.

”Data yang valid justru dari remitansi. Hal ini semakin menegaskan bahwa buruh migran hanya komoditas,” kata Anis.

Konsentrasi Pemerintah Indonesia, menurut Anis, sampai saat ini hanya pada remitansi yang dikirimkan para TKI, bukan pada kondisi TKI pengirimnya. Buruh migran hanya dianggap sebagai potensi remitansi.

”Padahal, ada atau tidak ada potensi remitansi mestinya pemerintah memberikan perhatian besar kepada buruh migran,” ujar Anis menegaskan.

Empat negara

Berdasarkan remitansi, Bank Indonesia mengelompokkan penempatan TKI ke dalam empat negara penempatan, yakni Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika, Amerika, serta Eropa.

Sepanjang sembilan bulan tahun 2010, berdasarkan data remitansi BI, TKI terbanyak di negara Timur Tengah dan Afrika, yakni 236.665 orang. Selanjutnya di Asia Pasifik sebanyak 190.877 orang, di kawasan Eropa sebanyak 127 orang, dan kawasan Amerika sebanyak 12 orang.

Adapun berdasarkan negara, dari data remitansi, TKI terbanyak di Arab Saudi, mencapai 181.755 orang. Kemudian, Malaysia sebanyak 89.698 orang, Singapura sebanyak 26.726 orang, Uni Emirat Arab sebanyak 25.906 orang, dan Hongkong 25.001 orang.

Bila menyimak data remitansi kuartal III-2009, jumlah TKI terbanyak di Timur Tengah dan Afrika sebanyak 276.612 orang, disusul Asia Pasifik sebanyak 202.410 orang, dan Amerika 2 orang.

Dari data remitansi, pada tahun 2009, tak ada penempatan TKI di Eropa.

Salah satu bank yang membidik potensi remitansi TKI adalah PT Bank Syariah Mandiri. Direktur Bank Syariah Mandiri Hanawijaya menjelaskan, sejak Juni 2009 hingga 22 Desember 2010, remitansi dari Malaysia melalui Bank Syariah Mandiri, yang bekerja sama dengan Merchant Trade Malaysia, mencapai Rp 1,3 triliun.

”Rata-rata remitansi per bulan Rp 90 miliar,” tutur Hanawijaya.

Potensi remitansi TKI, katanya, sangat tinggi. ”Apalagi, ternyata dari lapangan kami ketahui, ada TKI yang cenderung menggunakan bank berbasis syariah,” katanya.

Untuk mengembangkan bisnis di jasa remitansi, saat ini Bank Syariah Mandiri sedang menjajaki kerja sama dengan bank di Korea dan Hongkong. Di kedua negara itu, jumlah buruh migran Indonesia relatif besar. ”Kerja sama dengan bank di Korea dan Hongkong untuk melayani remitansi TKI di sana,” kata Hanawijaya. (idr)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adira Finance Bidik 3.000 Pesanan Kendaraan di Jakarta Fair Kemayoran 2024

Adira Finance Bidik 3.000 Pesanan Kendaraan di Jakarta Fair Kemayoran 2024

Whats New
BTN Tebar Promo Serba Rp 497 untuk Transaksi Pakai QRIS di Jakarta International Marathon

BTN Tebar Promo Serba Rp 497 untuk Transaksi Pakai QRIS di Jakarta International Marathon

Whats New
BRI Insurance Raih Penghargaan Pertumbuhan Premi Sesi 2023 Terbesar

BRI Insurance Raih Penghargaan Pertumbuhan Premi Sesi 2023 Terbesar

Whats New
Luncurkan Impact Report 2023, KoinWorks Perkuat Ekosistem Pembiayan Eksklusif dan Dukung UMKM Naik Kelas

Luncurkan Impact Report 2023, KoinWorks Perkuat Ekosistem Pembiayan Eksklusif dan Dukung UMKM Naik Kelas

Whats New
AI Diprediksi Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

AI Diprediksi Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

Whats New
IHSG Sepekan Tumbuh 2,16 Persen, Kapitalisasi Pasar Saham Jadi Rp 11.719 Triliun

IHSG Sepekan Tumbuh 2,16 Persen, Kapitalisasi Pasar Saham Jadi Rp 11.719 Triliun

Whats New
InJourney Targetkan Merger Angkasa Pura I dan II Rampung Juli 2024

InJourney Targetkan Merger Angkasa Pura I dan II Rampung Juli 2024

Whats New
Ingin Ikut Berkurban? Ini Tips Menyiapkan Dana Membeli Hewan Kurban

Ingin Ikut Berkurban? Ini Tips Menyiapkan Dana Membeli Hewan Kurban

Work Smart
Landasan Pacu Bandara IKN Sudah Memasuki Tahap Pengaspalan

Landasan Pacu Bandara IKN Sudah Memasuki Tahap Pengaspalan

Whats New
Shopee Live Dorong Pertumbuhan UMKM dan Jenama Lokal Lebih dari 13 Kali Lipat

Shopee Live Dorong Pertumbuhan UMKM dan Jenama Lokal Lebih dari 13 Kali Lipat

Whats New
Erick Thohir Pastikan Sirkuit Mandalika Bukan Proyek Mangkrak

Erick Thohir Pastikan Sirkuit Mandalika Bukan Proyek Mangkrak

Whats New
Jalin dan VJI Perkuat Infrastruktur Sistem Pembayaran untuk UMKM Mitra Bukalapak

Jalin dan VJI Perkuat Infrastruktur Sistem Pembayaran untuk UMKM Mitra Bukalapak

Whats New
Berkat Transformasi Bisnis, PLN Jadi Perusahaan Utilitas Terbaik Versi Fortune 500 Asia Tenggara

Berkat Transformasi Bisnis, PLN Jadi Perusahaan Utilitas Terbaik Versi Fortune 500 Asia Tenggara

Whats New
Sistem Imigrasi Alami Gangguan, Penerbangan Garuda Indonesia Terdampak

Sistem Imigrasi Alami Gangguan, Penerbangan Garuda Indonesia Terdampak

Whats New
Dorong Ekspor Nonmigas, Mendag Lepas 8 Kontainer Baja Lapis Tata Metal ke 3 Negara

Dorong Ekspor Nonmigas, Mendag Lepas 8 Kontainer Baja Lapis Tata Metal ke 3 Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com