Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Peternak Lebah yang Jadi Taipan

Kompas.com - 30/12/2010, 09:24 WIB

Tentunya, mereka juga membiakkan duitnya di sektor-sektor swasta di wilayah tersebut. Misalnya, industri telekomunikasi di Brasil dan Argentina.

Sovereign Group juga menjadi salah satu investor asing pertama yang memegang portofolio di pasar saham Brasil pasca pemberlakuan pasar bebas di negara itu pada 1991. Negara Samba tersebut saat itu mengalami hiperinflasi karena penerapan kebijakan ekonomi ortodoks.

Setelah Amerika Latin, Sovereign Group meneruskan ekspansinya ke daratan Eropa Timur. Di wilayah yang terkenal dengan sistem komunis ini, Sovereign Group menjadi investor terkemuka. Sejak 1994 hingga 2004, perusahaan itu mencatatkan diri sebagai investor asing dengan portofolio terbesar di Rusia. Sovereign Group berhasil masuk ke beberapa sektor strategis. Contoh, industri baja, pembangkit listrik, serta minyak dan gas.

Selama masa itu, Sovereign Group juga mendukung kebijakan Rusia menuju ekonomi yang berorientasi pasar. Mereka juga mendorong tata pemerintahan yang baik dan transparansi perusahaan, serta mengupayakan peningkatan hak pemegang saham di Negeri Beruang Merah.

Setelah melanglang hingga Eropa Timur, pada 2002 Sovereign Group kembali memalingkan perhatiannya ke Asia, khususnya Jepang. Di Negeri Matahari Terbit ini, mereka melakukan investasi yang besar di sektor perbankan, saat negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu sedang mengalami deflasi. Tidak hanya satu dua tahun, deflasi menghantui Jepang selama satu dekade.

Deflasi yang berkepanjangan itu menyebabkan stabilitas ekonomi melemah dan pasar saham kurang bergairah. Namun, keadaan itu tidak berlangsung lama. Sebab, perbankan Jepang mulai fokus pada pemberian pinjaman dan pengembalian modal.

Pada 2003, Sovereign Group menyeberang ke Korea Selatan. Di Negeri Ginseng tersebut, mereka menjadi pemegang saham terbesar SK Corp, perusahaan penyulingan minyak dan kelompok bisnis terbesar ketiga di Korea Selatan. Sovereign Group memanfaatkan momen pemulihan perusahaan dari dampak penipuan berskala besar. Setelah menguasai SK, Sovereign Group menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan juga disiplin manajemen.

Orient Global

Bendera Sovereign Group of Companies tidak berkibar lama. Perusahaan yang melambungkan nama Richard Chandler ini terbelah menjadi dua setelah Richard dan adiknya Christopher Chandler memutuskan pisah kongsi. Setelah 20 tahun bahu-membahu membesarkan Sovereign Group, akhirnya, kakak beradik itu sepakat berjalan sendiri-sendiri pada Desember 2006. Richard kemudian mendirikan Orient Global dan memindahkan basis usaha ke Singapura.

Kenyataan Sovereign Group of Companies telah hancur tak membuat Richard Chandler larut dalam kesedihan dan terlalu bernostalgia dengan masa lalu perusahaan yang membawanya ke bisnis investasi multisektor itu. Ia lantas membangun Orient Global dengan serpihan yang tersisa dari Sovereign Group dan berusaha merajut kembali kesuksesan seperti sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com