NASRULLAH NARA
”Fokuslah pada bisnis inti alat berat dan suku cadang. Itulah yang membuat perusahaan ini bertahan sejak dirintis dari skala mirip toko hingga kemudian besar dan mengglobal.”
Hal itu ditegaskan Presiden Komisaris PT Intraco Penta (Inta) Tbk Halex Halim (69) di sela-sela pameran alat berat di Shanghai, China, akhir November lalu. Inta selaku agen tunggal alat berat merek Volvo di Indonesia menjadi bagian dari pameran yang melibatkan 1.858 perusahaan dari 37 negara tersebut.
Perbincangan itu menguak kiprah Halex Halim mengelola Inta selaku penyedia alat berat dan suku cadang selama 40 tahun terakhir. Perbincangan makin berbobot karena melibatkan Petrus Halim (Presiden Direktur), Willy Rumondor (Direktur Penjualan), Fred Lopez Manibog (Direktur Keuangan), serta Derrick LH Sim (Presiden Direktur PT Volvo Indonesia).
Halex sebetulnya baru setahun terakhir menjabat Presiden Komisaris. Sebelumnya, dia menjabat direktur utama perusahaan yang didirikannya tahun 1970 itu. Posisi Presiden Direktur diserahkan kepada putranya, Petrus Halim (40), yang sebelumnya Wakil Direktur.
Artinya, ketangguhan Inta untuk bertahan dalam krisis dan terus berkembang dalam empat dekade sesungguhnya tidak lepas dari ”tangan dingin” Halex.
Perusahaan yang mencatatkan diri pada Bursa Efek Jakarta tahun 1993 ini tergolong pemain utama bisnis alat berat jenis premium di Tanah Air dengan mendominasi bidang pertambangan, perkayuan, mekanisasi pertanian, dan konstruksi. Kini, memiliki 11 cabang dan 11 perwakilan di sejumlah daerah, Inta mempekerjakan sekitar 1.600 karyawan.
Menutup tahun 2010, Inta membukukan pendapatan Rp 2 triliun. Menghadapi tahun 2011, perusahaan ini membidik pendapatan Rp 2,7 triliun dengan terus memasarkan alat berat, seperti articulated haulers, compactors, hydraulic excavator, motor grader, dan wheel loader.
Belum lama ini, Inta juga mengakuisisi Terra Factor Indonesia dan Columbia Chrome Indonesia (CCI) senilai Rp 170 miliar, sekaligus membentuk unit usaha syariah. Pantas bank-bank mengincarnya jadi sasaran kredit, termasuk Bank Mandiri yang baru saja menyuntik 38,1 juta dollar AS (sekitar Rp 343,6 miliar).
”Ini semua berkat kerja keras semua karyawan dan manajemen disertai kepercayaan para stakeholder (pemangku kepentingan),” ujar Halex.