Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelanggan Ingin Dirinya Dikenal

Kompas.com - 21/01/2011, 13:17 WIB

KOMPAS.com - Saat menghadapi tamu, tak mudah untuk memberi apa yang mereka mau setiap saat. "Kalau dulu, kita bisa memperkirakan tipe-tipe orang berdasarkan pakaiannya. Contoh, orang yang berdasi dan berpakaian rapi, bisa jadi pebisnis penting yang sifatnya bisa dikira-kira. Kalau pelanggan yang datang berbusana apa adanya atau berantakan, kemungkinan ia tipe orang yang santai. Dari sana, kita bisa memperkirakan bagaimana cara menghadapi mereka. Tetapi sekarang, sudah tidak bisa lagi. Tak bisa menilai seseorang selintas lalu. Jadi, kami harus terus mencoba memberikan pelayanan yang sama dan standar ke semua tamu," tutur Tjatur Prasetya, Hotel Manager Amaris Hotel kepada Kompas Female di sela-sela open house Amaris Hotel Cimanuk dan Cihampelas, Kamis (20/1/2011) lalu.

Selama 12 tahun bekerja di dunia hospitality, Tjatur sudah terbiasa menemukan beragam karakter tamu yang datang menginap di hotel tempat ia bekerja. Ia pernah bertemu dengan tamu yang sangat ramah, pernah juga berhadapan dengan segerombolan orang yang berusaha memojokkannya.

"Yang terpenting adalah rekognisi. Umumnya, para tamu hanya perlu itu. Misal, saat ada masalah di kamarnya, saat kami mengetahui siapa nama tamu tersebut, sapa dengan ramah, lalu memberikan apa yang ia inginkan selama masih bisa kami akomodasi. Biasanya, lewat rekognisi itu, bahwa ia dikenal, dianggap, dan dihargai, pelanggan yang tadinya emosi jadi sedikit lebih lunak. Jika pun ada masalah, usahakan penyelesaian secepat dan setepatnya. Jika masalahnya sudah makin pelik dan tidak bisa diatasi, ucapkan mohon maaf, kemudian coba cari cara dan berjanji untuk memberikan kompensasi jika memang sudah tidak bisa diatasi lagi," saran Tjatur mengenai cara membantu tamu yang mengalami masalah di tempatnya.

Dalam pengalamannya, Tjatur mengatakan bahwa untuk tamu, umumnya yang selalu ia lakukan adalah memperhatikan kebutuhan tamu, membantu keperluan mereka, dan penyelesaian masalah. Sementara dua hal yang paling dibenci tamu adalah penanganan yang ditunda-tunda atau membuat mereka harus menunggu, serta dioper ke berbagai pihak.

"Sebagai pelayanan di bidang jasa, khususnya hotel, memang sebaiknya para petugas selalu siap dan cepat tanggap. Kalau di bagian front office tidak bisa menyelesaikan, manager yang bertugas memang harusnya turun tangan dan membantu memberikan kebutuhan tamu. Jika tidak bisa diselesaikan juga, barulah kami tawarkan kompensasi," ceritanya.

Saran yang diberikan Tjatur mengenai orang yang berhubungan langsung dengan pelanggan, perlu dipertimbangkan. Hal ini tidak hanya menyangkut kepuasan pelanggan, tetapi juga perkembangan dari perusahaan yang bersangkutan, baik itu di bidang jasa maupun produk. Meski ada ujar-ujar bahwa tamu adalah raja, tetapi banyak kali pula tamu jadi bertingkah karena sikap dari penerima tamu atau penjaga toko yang kurang baik. Jadi, tak ada salahnya menyambut tamu dengan senyum, mengenalinya (kalau perlu buat kartu keanggotaan), dan memberinya bantuan yang ia butuhkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com