Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MTI Sayangkan Dana Pemeliharaan Tertunda

Kompas.com - 04/02/2011, 18:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kecelakaan transportasi perkeretaapian yang beberapa kali terjadi dalam kurun waktu empat bulan terakhir sebenarnya masih bisa diatasi dengan memberikan perhatian pada pemeliharaan kereta api. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Dana pemeliharaan sarana dan prasarana kereta api senilai total Rp 17,4 triliun justru terpaksa ditunda. Padahal, kebutuhan akan pemeliharaan sarana dan prasarana tersebut adalah yang paling mendesak, mengingat mayoritas kecelakan terjadi karena kerusakan dalam sistem persinyalan.

Demikian yang diutarakan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, Jumat (4/2/2011), dalam pernyataan sikap di kantor MTI, Jalan Cikini Raya, Jakarta. "Ada backlog atau penundaan biaya perbaikan sarana dan prasarana senilai Rp 17,4 triliun bagi PT KAI. Jadi tidak aneh apabila kereta-kereta yang kita miliki sangat rentan rusak apalagi kecelakaan," ujar Djoko.

Umur kereta ekonomi yang ada saat in pun, lanjutnya, bisa lebih dari usia normal kereta yang mencapai 20 tahun. "Saat ini bahkan ada kereta di Sumatera Barat buatan tahun 1929, dan mayoritas kereta-kereta yang ada sekarang itu buatan tahun 1950-an. Padahal maksimal dipakai selama 20 tahun," ucapnya.

Oleh karena itu, Djoko melihat pemenuhan dana Kewajiban Pelayanan Umum (Public Service Obligation/PSO) dan dana pemeliharaan dan operasional infrastruktur (Infrastructure and Maintenance Operation/IMO) harus menjadi perhatian dan komitmen pemerintah demi keselamatan penumpang.

"Kurang memadainya IMO dan PSO dari pemerintah mengakibatkan backlog sampai Rp 17,4 triliun dan ini tentu sangat berpengaruh pada keselamatan kereta," katanya.

Di dalam daftar kebutuhan dana untuk pemeliharaan kereta api, kebutuhan untuk prasarana paling besar mencapai Rp 11,489 triliun. Prasarana rel mencapai Rp 6,092 triliun, jembatan Rp 1,633 triliun, dan sintelis Rp 3,764 triliun. Sementara total biaya sarana yang dibutuhkan mencapai Rp 5,982 triliun.

Biaya tersebut tersebar untuk menjalankan MO lokomotif Rp 1,742 triliun, melanjutkan program standardisasi bogie kereta Rp 425 miliar, melanjutkan program standardisasi bogie gerbong Rp 70 miliar, penggantian kereta umur di atas 40 tahun dengan KRD Rp 3,4 triliun, peningkatan prasarana pendukung pemeliharaan sarana di balai yasa dan dipo Rp 100 miliar, dan peningkatan fasilitas pemeliharaan sarana di balai yasa dan dipo Rp 245 miliar. Sehingga apabila dijumlah secara keseluruhan total biaya yang dibutuhkan namun tertunda (backlog) tersebut mencapai Rp 17,471 triliun.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Whats New
Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com