Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Kita Butuh Antibiotik?

Kompas.com - 25/02/2011, 09:42 WIB

KOMPAS.com — Pada dasarnya, dokter memiliki panduan pertanyaan untuk memberikan antibiotik. Hanya saja kendala yang paling sering dihadapi adalah membedakan infeksi virus dengan infeksi bakteri ringan atau moderat sebab gejalanya hampir sama.

Akan tetapi, sebenarnya, dari gejala-gejala yang umum, dokter berdasarkan ilmu dan pengalamannya bisa dengan tepat menentukan pemberian antibiotik. Bagi kita, penting juga untuk mengetahui pertimbangan apa saja yang membuat dokter memberikan antibiotik agar kita bisa mengonsumsinya secara tepat. Sebab ini adalah obat yang jika dikonsumsi tidak sesuai aturan atau kurang tepat peruntukannya bisa menimbulkan efek samping. Jadi, yang perlu kita perhatikan saat mendapatkan resep antibiotik adalah:

Panas tinggi: suhu badan yang tinggi, dengan rasa linu di seluruh tubuh, dan disertai dengan tubuh yang gemetar seperti mengigil bisa jadi adalah infeksi karena bakteri. Biasanya gejala ini akan membuat dokter meresepkan antibiotik karena merujuk pada infeksi akibat bakteri.

Akan tetapi, suhu tubuh yang tinggi juga akan dialami oleh orang yang terkena infeksi akibat virus, seperti flu. Itu mengapa, jika demam masih kurang dari tiga hari, sebaiknya jangan langsung meminta antibiotik sebab bisa jadi itu infeksi karena virus.

Berapa lama rasa sakit sudah kita rasakan. Jika selama lebih dari tiga hari panas tubuh tak kunjung berhasil diredam dengan obat penurun panas, dokter akan meminta kita melakukan pemeriksaan darah. Dari sini akan terlihat apakah suhu tubuh yang meninggi itu disebabkan oleh bakteri atau virus. Dari situ juga akan ditentukan antibiotik apa yang cocok bagi kita jika panas disebabkan oleh bakteri.

Apa warna lendir dari hidung kita. Jika lendir dari hidung atau ingus kita bening, itu disebabkan oleh virus yang biasanya menyebabkan flu. Namun, jika bewarna hijau atau kekuningan, itu pertanda adanya bakteri dalam saluran pernapasan kita. Sebenarnya warna ingus sedikit tidak bisa dijadikan panduan sebab pada jenis infeksi pernapasan tertentu warnanya juga bisa menjadi kehijauan. Hanya saja warna ingus ini bisa menjadi salah satu pertimbangan dokter untuk memberikan resep antibiotik atau tidak.

Radang tenggorokan. Meski tenggorokan terlihat berwarna merah menyala, sebenarnya bukan itu yang dicari dokter ketika ingin memberikan resep antibiotik. Adalah spot putih yang merupakan tanda adanya bakteri menyerang tubuh kita. Jika ini ada, dokter akan mempertimbangkan pemberian antibiotik.

Selain tenggorokan, biasanya warna lidah kita pun akan menjadi referensi dokter. Lidah yang berwarna putih pucat biasanya akan mengindikasikan ada infeksi akibat bakteri.

Pada dasarnya, dokter akan menuliskan resep antibiotik ketika melihat hasil laboratorium. Bisa dari sampel darah, lendir di atas lidah, ludah, dan ingus. Sampel ini akan diteliti untuk kemudian dilihat apa sebenarnya yang membuat tubuh kita kesakitan. Jadi, jika dokter meresepkan antibiotik, jangan ragu untuk bertanya hasil laboratorium mana yang menunjukkan adanya serangan bakteri. Dan, ingat untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis hingga habis. Sebab, jika tidak, saat bakteri sejenis kembali menghampiri, sistem kekebalan tidak terbentuk sempurna.

(Prevention Indonesia Online/Siagian Priska)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com