Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melemah, Rupiah Masih di Bawah 8.800

Kompas.com - 16/03/2011, 10:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurs Rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu (16/3/2011) pagi, melanjutkan tekanan sebesar 8 poin ke posisi Rp 8.780 dibanding sebelumnya yang sebesar Rp 8.772. "Investor yang mengambil posisi jual pada rupiah membuat rupiah tertekan terhadap dolar AS pagi ini," kata pengamat pasar uang dari Harvest Futures Interntional, Tony Mariano di Jakarta.

Ia menambahkan, pergerakkan rupiah pagi ini yang tertekan terhadap dollar AS pada salah satunya disebabkan oleh pelaku pasar uang yang mengambil posisi ambil untung (profit taking).

Ia mengaakan, kendati pada pagi ini pergerakkan rupiah mengalami koreksi, namun pergerakkannya masih dalam tarap stabil salah satunya tertahan oleh sentimen positif untuk melanjutkan penguatan seperti kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal pertama yang akan tumbuh sebesar 6,5 persen. "Ekonomi kita pada kuartal pertama tahun ini diekspektasikan positif atau tumbuh 6,5 persen. Hal itu menjadi sentimen positif rupiah untuk melanjutkan penguatan," kata dia.

Ia mengatakan, dollar AS mendapat keuntungan oleh perannya sebagai komponen safe-haven (investasi aman) di tengah memburuknya sentimen pasar. Kondisi mata uang lain juga kian negatif oleh tingginya tingkat radiasi dekat Tokyo, yang dilaporkan naik 40 kali lipat dari ambang normal. "Kenaikan dollar AS terhadap mata uang di beberapa negara Asia termasuk Indonesia karena investor melihat mata uang dollar AS merupakan mata uang yang safe-haven," kata dia.

Ia menambahkan, beberapa pelaku pasar uang melakukan aksi menghindari aset beresiko (risk aversion) yang meluas di sepanjang sesi perdagangan pekan ini. "Pelaku pasar banyak yang menghindari investasi yang berisiko memindahkan pada investasi yang tergolong aman, karena fundamental saat ini masih volatile (mudah berubah)," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com