Asuransi, Alternatif Pembiayaan Pasca-Bencana

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring dengan dampak bencana terhadap perekonomian negara cukup besar, di mana 20 persen anggaran negara dapat digunakan untuk pembiayaan rekonstruksi pasca-bencana, maka asuransi dapat menjadi alternatif pembiayaan. "Alternatif pembiayaan melalui asuransi dapat membantu penghematan anggaran negara bagi biaya mitigasi dan rekonstruksi," jelas Menteri Keuangan Agus Martowardojo, di Jakarta, Kamis (24/3/2011).

Terkait asuransi bencana, Bank Dunia juga memasukkan hal ini sebagai salah satu bentuk pencegahan yang efektif yang perlu dilakukan oleh pemerintah. "Asurasi sangat berguna untuk membantu resiko fiskal," jelas Senior Economist Global Facility for Disaster Reduction and Recovery Apurva Sanghi, yang juga sangat mengharapkan Indonesia segera memiliki asuransi ini.

Menurutnya, banyak negara telah mempunyai asuransi bencana ini, yang terbaru yaitu negara-negara di Kepulauan Karibia. "Banyak negara di Karibia bersatu, mereka negara-negara kecil, lalu mereka membeli asuransi komersial, dan bernegosiasi untuk mendapatkan harga yang murah," jelas Apurva.

Negara-negara Karibia memang telah mempunyai Carribean Catastrophe Risk Insurance Facility, yaitu fasilitas yang menyatukan resiko bencana dalam satu wilayah, membantu negara dalam keadaan terkena bencana untuk membeli asuransi yang lebih murah dibandingkan tanpa bantuan fasilitas ini. Asuransi semacam inilah yang sedang dikaji oleh Kementerian Keuangan, dan sejumlah lembaga terkait, seperti BNPB (Badan Nasiona Penanggulangan Bencana), yang nantinya diharapkan dapat membantu masyarakat di daerah rawan bencana.